Logo Bloomberg Technoz

Sejak 2016, kala Warren Buffett pertama kali mengungkapkan kepemilikannya di Apple, sahamnya telah melonjak hampir 900% karena perusahaan tersebut memperkuat cengkeramannya di industri, memberikan keuntungan miliaran dolar yang belum direalisasikan kepada Berkshire.

“Pengurangan saham Apple oleh Buffett hanyalah tentang manajemen risiko,” kata Joe Gilbert, manajer portofolio senior di Integrity Asset Management.

“Jika ada kekhawatiran tentang kelangsungan hidup jangka panjang Apple, Buffett pasti sudah melepas seluruh posisinya. Sama halnya dengan pengurangan posisi saham Berkshire yang lain, Buffett memiliki keuntungan yang belum direalisasikan.”

Nilai kepemilikan perushaan Apple yang jadi portofolio Berkshire.

Pengungkapan portofolio Berkshire dilakukan hanya beberapa hari setelah Apple merilis hasil kuartalannya, yang menunjukkan kembalinya pertumbuhan pendapatan dan mengisyaratkan bahwa fitur-fitur AI baru akan meningkatkan penjualan iPhone di kuartal-kuartal mendatang.

Saham Apple stabil setelah laporan pendapatan dan pada akhirnya mengakhiri minggu ini dengan lebih tinggi meskipun terjadi aksi jual yang lebih luas.

Walau strategi investasi Buffett - yang telah lama dikenal sebagai Oracle of Omaha - sulit untuk diabaikan, saham Berkshire di Apple telah menjadi sangat besar dalam beberapa tahun terakhir. Hal yang tetap menjadi pertanyaan beberapa investor, apakah perusahaan ini harus memangkas posisinya untuk menyeimbangkan kepemilikannya.

Bahkan setelah melepas sahamnya, Apple tetap menjadi posisi tunggal terbesar Berkshire. 

“Jika Anda memiliki posisi yang sangat besar, Anda mengambil beberapa keuntungan dan Anda mengurangi beberapa risiko konsentrasi Anda. Mereka masih memiliki portofolio yang cukup terkonsentrasi,” ungkap Cathy Seifert, seorang analis riset di CFRA.

Hal ini juga bukan pertama kalinya Berkshire memangkas kepemilikannya di Apple. Pada pertemuan tahunan di bulan Mei, mereka mengungkapkan telah mengurangi posisinya selama kuartal pertama tahun ini.

Pada saat itu, Buffett mengisyaratkan kepada para investor bahwa implikasi pajak mungkin berperan dalam penjualan tersebut.

Penjualan iPhone membaik di bulan Maret, efek diskon harga sejak awal Januari 2024.

Perwakilan Apple dan Berkshire Hathaway tidak menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja pada hari Minggu waktu AS.

Pengumuman terbaru ini muncul di tengah-tengah kekhawatiran yang lebih luas mengenai potensi penurunan ekonomi di masa depan.

Data pekerjaan yang lebih buruk dari perkiraan pada hari Jumat memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin telah menunggu terlalu lama untuk mulai menurunkan suku bunga, membuat Indeks Nasdaq 100 mengalami koreksi teknikal dan Indeks Volatilitas Cboe menuju level 25.

Saham-saham raksasa seperti Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Alphabet Inc telah jatuh dari rekor tertinggi, yang dicapai pada awal Juli.

Secara keseluruhan, anggota Nasdaq 100 telah kehilangan nilai lebih dari US$3 triliun selama periode tersebut, dengan Nvidia Corp dan Tesla Inc masing-masing mengalami penurunan lebih dari 20%. 

Pada bagian lain Apple turun sekitar 6% dari nilai tertingginya sepanjang masa.

Tren menurun indeks Nasdaq 100 sepanjang Maret-Juni akhir.

Ada peluang bahwa Berkshire, seperti sejumlah investor lainnya, ingin melihat lebih banyak bukti bahwa investasi AI Apple akan membuahkan hasil dengan pertumbuhan pendapatan dan tidak yakin hal itu terjadi cukup cepat, menurut Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Zacks Investment Management.

Kelipatan valuasi Apple - pada 33 kali laba di masa depan pada pertengahan Juli - 11 poin lebih tinggi daripada S&P 500 secara lebih luas, kesenjangan yang terakhir kali terlihat setelah pandemi dan krisis keuangan, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Terlepas dari valuasi yang tinggi, lanjut Mulberry, bahwa masih masuk akal bagi investor untuk memiliki saham Apple. Ia berpendapat, “mereka masih dalam posisi neraca keuangan yang sehat dan mereka masih akan meningkatkan pendapatan lebih cepat daripada pasar yang lebih luas.”

Pihak lain, termasuk analis Wedbush, Dan Ives, menunjuk pada loyalitas merek Apple dan pertumbuhan di masa depan - Apple sedang berada di puncak siklus peningkatan besar yang akan mendorong pertumbuhan pendapatan pada tahun 2025 dan 2026.

“Kendati  beberapa orang dapat membaca ini sebagai kekhawatiran akan kepercayaan diri, Apple baru saja memberikan kuartal yang kuat dengan siklus super besar yang didorong oleh AI ke depan dan kami tidak melihat ini sebagai waktu untuk menekan tombol keluar,” kata Ives.

Apple bukanlah satu-satunya saham yang dipangkas oleh Berkshire akhir-akhir ini— Berkshire telah melepas saham Bank of America Corp, memangkas posisinya sebesar 8,8% sejak pertengahan Juli.

Beberapa pihak melihat hal itu sebagai tanda bahwa Buffett tidak melihat adanya masalah individual pada kedua perusahaan tersebut, tetapi bertaruh bahwa konsumen AS dan ekonomi yang lebih luas akan melemah.

“Buffett mungkin merasa kita akan mengalami resesi, jadi dengan mengumpulkan uang tunai sekarang, dia akan dapat membeli perusahaan-perusahaan dengan harga murah di kemudian hari. Dia mungkin mencium adanya sebuah peluang,” terang Jim Awad, direktur pelaksana senior di Clearstead Advisors.

Daftar iPhone yang Bisa Upgrade ke iOS 18 (Bloomberg Technoz/Asfahan)

(bbn)

No more pages