Kanada, juga telah memperingatkan warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Israel, selain saran yang sudah ada untuk tidak pergi ke Lebanon, karena “situasi dapat semakin memburuk tanpa peringatan” di wilayah tersebut.
Kedutaan Besar AS pada Sabtu lalu menyatakan bahwa bagi siapa yang memilih untuk tinggal di Lebanon, harus “mempersiapkan rencana darurat” dan bersiap untuk “berlindung di sana untuk jangka waktu yang lama”.
Beberapa maskapai penerbangan juga dikatakan telah ditangguhkan dan membatalkan penerbangan, dan banyak yang terjual habis. Namun “pilihan transportasi komersial untuk meninggalkan Lebanon tetap tersedia”.
Pentagon mengatakan, seperti diberitakan BBC, pihaknya mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan ke wilayah tersebut, untuk membantu mempertahankan Israel dari kemungkinan serangan Iran dan sekutunya.
Inggris juga mengatakan bahwa pihaknya mengirim personel militer tambahan, staf konsuler, dan pasukan perbatasan untuk membantu evakuasi, namun mendesak warga inggris untuk meninggalkan Lebanon “saat penerbangan komersial masih berjalan”.
Dua kapal militer Inggris sudah berada di wilayah tersebut, dan Angkatan Udara Kerajaan telah menyiagakan helikopter pengangkut.
Lammy mengatakan “tidak ada kepentingan siapapun jika konflik ini menyebar ke seluruh wilayah”.
Pada April lalu, Iran melancarkan serangan udara terhadap Israel menggunakan 170 drone, 30 rudal jelajah, dan setidaknya 110 rudal balistik. Hal tersebut merupakan balasan atas pemboman Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Banyak yang khawatir atas pembalasan Iran pada kesempatan ini, dan akan terjadi dalam bentuk serupa. Dalam percakapan melalui telepon dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Iran, Ali Baqeri Kani mengatakan Iran “tidak diragukan lagi akan menggunakan hak yang merekat dan sah” untuk “menghukum” Israel.
Pada Jumat, seorang penyiar di TV pemerintah Iran memperingatkan “dunia akan menyaksikan pemandangan yang luar biasa”. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah memperingatkan Israel, bahwa “hari-hari yang penuh tantangan akan datang. Kami telah mendengar ancaman dari semua pihak. Kami siap menghadapi skenario apapun”.
Ketegangan antara Israel dan Iran awalnya meningkat dengan terbunuhnya 12 anak-anak dan remaja dalam serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Israel menuduh Hizbullah, dan bersumpah akan melakukan pembalasan “keras” meskipun Hizbullah membantah terlibat.
Beberapa hari kemudian, Komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr tewas dalam serangan udara Israel yang ditargetkan di Beirut. Empat orang lainnya, termasuk dua anak-anak juga tewas.
Beberapa jam setelah itu, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Iran. Ia berada di sana untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.
Pada upacara pemakaman Haniyeh di Teheran pada hari Kamis, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memimpin shalat. Dia sebelumnya bersumpah bahwa Israel akan menerima “hukuman berat” atas pembunuhan tersebut.
(fik/del)