Beberapa strategi yang disiapkan antara lain mencegah kebocoran penerimaan negara. Hal ini merujuk pada larinya uang masyarakat ke luar negeri melalui sejumlah konsumsi seperti wisata, investasi, perdagangan, hingga game.
Salah satu contoh, Hashim mengatakan, ada satu perusahaan pengembang permainan daring asal Korea Selatan yang telah meraup sekitar US$9 miliar atau Rp145 triliun dari kantong pemain game di Indonesia.
Demikian pula ancaman dalam negeri, menurut Hashim, sejumlah program Prabowo-Gibran berpotensi digerogoti para pelaku dan calon koruptor. Hal ini membuat pemerintahan mendatang juga serius dalam upaya pengetatan pengawasan penggunaan anggaran dan penerapannya di masyarakat.
“Ini disebut kebocoran, di samping kebocoran yang disebabkan korupsi, ini yang mengurangi kemampuan pemerintah. Ini akan segera Prabowo–Gibran tanggulangi,” ujar Hashim.
Peningkatan PDB, menurut dia, sangat penting dalam rangka menuntaskan janji dan program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran. Salah satunya pendanaan program makan bergizi gratis.
Total anggaran diperkirakan mencapai Rp450 triliun, namun bisa memperbaiki gizi 82 juta jiwa. Para target program tersebut adalah sekitar 30 juta anak pra sekolah, 48 juta anak sekolah, dan 4 juta orang ibu hamil.
“Berarti kalau kita sama dengan Kamboja, besok kita masih bisa bayar seluruh anggaran dan untuk lain-lain Rp700 triliun masih tersisa,” ujar dia.
(dov/frg)