Ketiga, Ande-Ande Lumut yang dikelola oleh Prima Energy NW Natuna Pte. Ltd. yang memproduksi minyak 20.000 bph. Targetnya, proyek itu bisa onstream pada kuartal I-2028.
Keempat, proyek BUIC yang dikelola Mobil Cepu Ltd dengan produksi minyak 19.206 bph. Targetnya bakal onstream pada kuartal III-2024.
Kelima, proyek Forel yang dikelola oleh Medco S. Natuna Sea B dengan produksi minyak 10.000 bph. Proyek ini diproyeksikan onstream pada kuartal IV-2024.
Adapun, jadwal tersebut mundur dari yang ditetapkan sebelumnya, yakni pada tahun lalu. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala dalam finansial vendor.
Kelima, OO-OX yang dikelola oleh Pertamina Hulu Energi ONWJ dengan produksi minyak 2.996 bph. Proyek ini ditargetkan onstream pada kuartal I-2026.
Arifin menggarisbawahi pemerintah memang berupaya untuk mencapai target produksi siap jual atau lifting minyak 1 juta bph pada 2030.
Adapun, realisasi lifting minyak pada semester I-2024 berada di bawah target anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2024, yakni sebesar 576 ribu bph. Sementara, target APBN 2024 dipatok 635 ribu bph.
(dov/frg)