“Eskalasi lebih jauh di Timur Tengah membuktikan bagaimana harga gas TTF bisa melonjak hanya dalam sehari,” tegas Florence Schmidt, Energy Strategist di Rabobank, seperti diberitakan Bloomberg News.
Saat harga gas alam makin mahal, maka keuntungan beralih ke batu bara menjadi meningkat. Permintaan batu bara naik, harga pun mengikuti.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana dengan ‘ramalan’ harga batu bara untuk pekan depan? Apakah masih kuat menanjak?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), batu bara masih bertahan di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,49. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Akan tetapi, perlu diwaspadai bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di 99,95. Sudah tergolong sangat jenuh beli (overbought).
Dengan begitu, harga batu bara sepertinya akan masuk fase konsolidasi. Jadi, ada baiknya bersiap untuk menghadapi koreksi.
Target support terdekat adalah US$ 137/ton. Jika tertembus, maka US$ 135/ton bisa menjadi target berikutnya.
Namun jika harga batu bara masih kuat menanjak, maka target resisten terdekat ada di US$ 147/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga melesat menuju US$ 154/ton.
(aji)