Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melesat pada perdagangan kemarin. Namun secara mingguan, harga komoditas ini merah.
Pada Jumat (2/8/2024), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Oktober ditutup di MYR 3.917/ton. Melonjak 1,21% dari hari sebelumnya.
Akan tetapi, harga CPO membukukan koreksi 0,63% sepanjang pekan ini. Alhasil, harga CPO sudah turun 2 minggu beruntun.
Selama sebulan terakhir, harga CPO terpangkas 4,04%.
Kenaikan harga CPO pada perdagangan kemarin dipicu oleh pergerakan harga minyak nabati pesaing. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) dan Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) naik masing-masing 0,82% dan 0,99%.
Sementara harga minyak biji bunga matahari melejit 1,14%. Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan beralih ke CPO akan meningkat.
Analisis Teknikal
Bagaimana perkiraan harga CPO untuk pekan depan? Apakah bakal terjadi koreksi 3 minggu berturut-turut?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), CPO masih menghuni zona bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 46,58. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Akan tetapi, perlu dicermati bahwa indikator Stochastic RSI berada di 18,08. Angka di bawah 20 berarti sudah jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, peluang kebangkitan harga CPO menjadi terbuka. Cermati pivot point di MYR 3.945/ton. Jika tertembus, maka target resisten MYR 3.954-3.900/ton akan terkonfirmasi.
Sedangkan target support terdekat adalah MYR 3.901/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke arah MYR 3.871/ton.
(aji)