Logo Bloomberg Technoz

Sementara kinerja ekspor boleh dibilang mengecewakan. Memang neraca perdagangan masih mencetak surplus, bahkan terjaga hingga lebih dari 4 tahun.

Namun ekspor mengalami penurunan. BPS mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang semester I-2024 adalah US$ 125,09 miliar. Turun 2,76% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Satu yang bisa dibanggakan mungkin adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) alias investasi. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi sepanjang kuartal II-2024 adalah Rp 428,4 triliun. Melonjak 22,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Prediksi Pemerintah

Ekspektasi pasar sejalan dengan proyeksi pemerintah. Menteri Keuangan  Sri Mulyani Indrawati juga menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 sebesar 5%.

"Kami memperkirakan ekonomi kuartal II, berarti antara April, Mei, dan Juni yang sudah selesai, akan tumbuh di 5% atau bahkan sedikit di atas 5%. Keseluruhan tahun tumbuh 5-5,2%," ungkapnya.

Sri Mulyani menjelaskan sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 antara lain adalah konsumsi rumah tangga dan investasi yang masih terjaga baik. Sementara ekspor barang diperkirakan masih tumbuh, terutama untuk sektor manufaktur dan pertambangan. Hal ini terutama di dua negara tujuan yang sekarang memiliki peran makin besar, yaitu India dan China.

"Kedua negara ini merupakan mitra dagang utama Indonesia, dan kita diuntungkan bahwa India memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi," tutur Sri Mulyani. 

Ke depan, Sri Mulyani memperkirakan peningkatan aktivitas perekonomian domestik masih akan berlanjut hingga akhir 2024.

"Dari sisi fiskal, kita juga melihat pada akhir tahun akan dilakukan penyelenggaraan Pilkada serentak, yaitu pada November 2024. Sama seperti siklus Pemilu, pasti akan berdampak positif terhadap aktivitas belanja," kata Sri Mulyani.

Selain belanja penyelenggaraan Pilkada, lanjut Sri Mulyani, aktivitas konsumsi juga diperkirakan tumbuh dan berdampak positif bagi perekonomian. Sedangkan investasi masih akan terus tumbuh sejalan dengan penyelesaian berbagai proyek-proyek infrastruktur nasional.

Untuk menjaga aktivitas perekonomian nasional, pemerintah berupaya memberi dukungan melalui kebijakan fiskal. Hal ini terutama dari sisi belanja pemerintah akan terus difokuskan untuk menjaga stabilitas harga.

"Karena tadi akan sangat-sangat menentukan daya beli masyarakat dan dari sisi konsumsi yang menjadi motor penggerak penting dalam pertumbuhan," tegas Bendahara Negara.

(aji)

No more pages