Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) membukukan laba sebelum pajak Rp548 miliar pada periode kuartal II 2024, naik 6,2% dibandingkan periode sebelumnya Rp504 miliar ditopang oleh penyaluran kredit.

Realisasi kredit perusahaan mampu tumbuh 11,9% menjadi Rp123 triliun sepanjang semester I-2024 dari sebelumnya  Rp109,97 triliun.

Permintaan pasar domestik terhadap barang dan jasa turut mendorong pertumbuhan kredit, khususnya di segmen ritel dan non-ritel pada Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-ritel. Angka kenaikannya sebesar 11,5% di seluruh segmennya.

"Di tengah berbagai tantangan, Bank telah berhasil meningkatkan kinerja bisnis intermediasinya dengan menangkap berbagai peluang pertumbuhan melalui penerapan strategi ‘super growth’," ujar Presiden Direktur Maybank Indonesia Stefano Ridwan, Jumat (2/8/2024).

Selain itu, kredit pada segmen global banking juga tumbuh 12,6% menjadi Rp45,64 triliun, naik dari Rp40,55 triliun sama tahun lalu. Lalu, Large Local Corporate (LLC) Global Banking juga tumbuh 17,0%.

Pada segmen kredit grup Financial Institutions (FIG) naik 59,1% menjadi Rp15,68 triliun didorong pembiayaan jangka menengah. Portofolio kredit non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 19,8% berakhir di level Rp33,46 triliun. Demikian juga dengan kredit CFS Ritel yang tumbuh 5,9% yoy.

Total aset Maybank Indonesia hingga akhir Juni Rp189,16 triliun, bertumbuh 14,2%, diikuti dengan simpanan nasabah yang juga tumbuh 4,7% menjadi Rp115,58 triliun. Dana murah atau CASA mengalami akselerasi 10,6%, didukung simpanan giro dan tabungan yang naik masing-masing 15,5% dan 3,5%.

Meski demikian, biaya dana tetap tinggi oleh karena tren perubahan suku bunga yang berdampak pada Pendapatan Bunga Bersih (NII) Bank yang menurun sebesar 2,6%. 

Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NIM) tercatat terkontraksi 62 poin menjadi 4,4% pada semester pertama 2024. Namun, apabila ditinjau secara kuartalan, NII tercatat positif 0,4% sehubungan dengan upaya mengoptimalkan pendanaan.

Tingkat kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) berada di 2,7% (gross) dan 1,7% (net). Saldo NPL juga menurun sebesar 10,7% dan rasio Loan at Risk (LAR) jadi 11,5%. 

Hingga akhir Juni 2024, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank tercatat pada level 90,8%, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank saja pada level 169,6%. Rasio Kecukupan Modal (CAR)  tetap kuat pada level 23,5% dan Common Equity Tier 1 (CET 1) sebesar 22,3% pada Juni 2024.

(wep)

No more pages