Logo Bloomberg Technoz

Pemerintah Sepakat Tak Tambah Smelter Nikel untuk Stainless Steel

Dovana Hasiana
02 August 2024 17:40

Gulungan baja nirkarat atau stainless steel./Bloomberg-Andrey Rudakov
Gulungan baja nirkarat atau stainless steel./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan pihaknya dan Kementerian Perindustrian sudah sepakat untuk tidak menambah smelter nikel kelas II atau pirometalurgi yang menggunakan teknologi rotary kiln-electric furnace (RKEF). 

Menurut Arifin, pemerintah memang tengah melakukan evaluasi terhadap industri nickel-based yang tidak menghasilkan nilai tambah terlalu tinggi dan mulai dikategorikan sebagai industri yang sunset, salah satunya nickel pig iron (NPI). 

“Itu kita evaluasi, tidak dilakukan lagi pengembangan pembangunan pabrik-pabrik. Sudah sepakat [dengan Kemenperin] untuk tidak lagi tambahan baru RKEF. Bukan moratorium, tetapi stop dulu tidak boleh ada lagi,” ujar Arifin dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (2/8/2024).

Untuk diketahui, smelter RKEF menghasilkan NPI dan feronikel sebagai bahan baku komoditas besi dan baja nirkarat. Smelter nikel RKEF membutuhkan bijih nikel kadar tinggi (saprolite) sebagai bahan bakunya.

Sebaliknya, untuk keperluan produksi baterai nikel yang didorong oleh pemerintah, jenis yang dibutuhkan adalah nikel kadar rendah (limonit) yang diproses lewat smelter berteknologi high pressure acid leaching (HPAL).