Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Campina Es Krim Tbk (CAMP) yang anjlok 21,5%, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) jatuh 18,6%, dan PT Martina Berto Tbk (MBTO) ambles 11,7%.
IHSG bergabung dari sekian Bursa Asia yang menetap di zona merah, Topix (Jepang), Nikkei 225 (Jepang), TW Weighted Index (Taiwan), Kospi (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), PSEI (Filipina), Shenzhen Comp. (China), Straits Times (Singapura), SENSEX (India), dan CSI 300 (China) yang melemah masing-masing 6,14%, 5,81%, 4,43%, 3,65%, 2,08%, 1,32%, 1,27%, 1,12%, 1,08%, dan 1,02%.
Senada yang juga terbenam di trend negatif, Shanghai Composite (China), KLCI (Malaysia), SETI (Thailand), dan juga IHSG (Indonesia) tertekan mencapai 0,92%, 0,81%, 0,73%, dan 0,24%.
Bursa Saham Asia dan IHSG juga searah dengan momentum melemah di Bursa Saham Amerika Serikat. Pada perdagangan semalam, tiga indeks utama di Wall Street ditutup kompak di zona merah yang amat berat.
Sentimen pada perdagangan siang hari ini utamanya datang dari regional. Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) menaikkan suku bunga acuannya dan mengumumkan rencana untuk mengurangi separuh pembelian obligasi dalam tindakan yang menggarisbawahi tekadnya untuk menormalkan kebijakan.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, BOJ menaikkan suku bunga acuan menjadi sekitar 0,25% dari sebelumnya di kisaran 0 hingga 0,1%, menurut pernyataannya pada Rabu (31/7/2024).
BOJ juga mengatakan akan mengurangi laju pembelian obligasi bulanannya menjadi sekitar ¥3 triliun (US$19,6 miliar) pada kuartal pertama 2026.
Dalam mengambil langkah kebijakan ini, Gubernur Kazuo Ueda memamerkan keinginannya untuk melanjutkan normalisasi setelah bertahun-tahun Bank Sentral tersebut menerapkan kebijakan yang sangat mudah yang mencakup tingkat suku bunga negatif di dunia hingga Maret.
Adapun tindakan dan keputusan yang diambil pada Rabu kemarin kemungkinan akan memicu spekulasi bahwa satu kenaikan tingkat suku bunga lagi akan terjadi di tahun ini.
“Kenaikan suku bunga Bank of Japan yang mengejutkan -yang sesuai dengan perkiraan kami di luar konsensus-menunjukkan bahwa Gubernur Kazuo Ueda memprioritaskan angka inflasi yang solid di atas tanda-tanda penurunan permintaan dalam perekonomian, dan terus melanjutkan normalisasi kebijakan,” terang Taro Kimura, ekonom Bloomberg Economics.
Sementara itu, Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, investor memandang komentar Ueda ini sebagai indikasi BOJ semakin dekat dalam mengakhiri langkah stimulus moneter yang sudah berlangsung bertahun-tahun lebih cepat dari yang diantisipasi pasar.
“Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan BOJ akan terus mengerek suku bunga setelah kenaikan 15 bps kemarin, khususnya jika kinerja ekonomi dan tekanan inflasi membaik sesuai dengan ekspektasi BOJ,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Sentimen pasar kurang positif juga datang dari kelesuan dalam aktivitas sektor manufaktur China menyebabkan kinerja pabrik-pabrik di Asia secara umum melemah pada Juli karena para pelaku usaha bergulat dengan permintaan yang melambat, sehingga memperbesar risiko yang dihadapi oleh pemulihan ekonomi di Asia.
Data Caixin/S&P Global Manufacturing PMI China turun ke level 49.8 di bulan Juli, terendah sejak Oktober 2023, dari level sebelumnya di 51,8 pada bulan Juni, dan lebih rendah dari ramalan pasar, 51,5.
Aktivitas sektor manufaktur juga menyusut di Jepang, perhitungan akhir (Final) data au Jibun Bank Manufacturing PMI Jepang terjungkal ke level 49,1 di Juli dari level sebelumnya 50.0 pada Juni, turun ke bawah level 50 untuk pertama kali dalam tiga bulan bagi laju Ekonomi Jepang.
(fad)