Permintaan pasar domestik terhadap barang dan jasa turut mendorong pertumbuhan kredit yang kuat pada segmen ritel dan non-ritel pada Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-ritel dengan pertumbuhan sebesar 11,5% di seluruh segmennya.
Portofolio kredit Non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 19,8% menjadi Rp33,46 triliun dari Rp27,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung pertumbuhan pada segmen Business Banking sebesar 25,1%, diikuti kredit untuk sektor UKM (SME+) yang tumbuh 17,0%, dan kredit untuk mendukung sektor UMKM ritel (RSME) yang meningkat sebesar 16,7%.
Demikian juga, kredit CFS Ritel juga tumbuh 5,9% didukung pembiayaan ritel otomotif Anak Perusahaan yang menyumbang pertumbuhan sebesar 6,7% dan bisnis kartu kredit & KTA yang tumbuh 17,5%.
Pada kuartal kedua 2024, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan penjualan ritel otomotif nasional mengalami penurunan sebesar 14%. Namun, di tengah penurunan penjualan, Bank mampu membukukan peningkatan pembiayaan kendaraan yakni, roda dua WOM sebesar 7,5%, dan pembiayaan kendaraan roda empat MIF sebesar 6,5% didukung oleh pendekatan 'One-Maybank go-to-market' khususnya meningkatkan cross referencing.
Pada Mei 2024, Bank meluncurkan kartu kredit co-branded Manchester United di Indonesia, sekaligus menjadi negara keempat dalam Maybank Group setelah Malaysia, Singapura dan Filipina yang menawarkan kartu tersebut kepada nasabah dan menjadi bagian dari portofolio produk Bank.
Bank mencatat pertumbuhan aset konsolidasi sebesar 14,2% menjadi Rp189,16 triliun dari Rp165,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung utamanya oleh pertumbuhan kredit.
Simpanan nasabah tumbuh 4,7% menjadi Rp115,58 triliun dari Rp110,38 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Selaras dengan strategi Bank untuk meningkatkan dana murah, CASA meningkat sebesar 10,6%, didukung simpanan Giro yang tumbuh 15,5% dan Tabungan yang naik 3,5%. Deposito Berjangka menurun sebesar 0,8% dan sebesar 4,7% Q-o-Q sejalan dengan strategi pendanaan Bank. Rasio CASA tumbuh menjadi 51,3% dari 48,6%.
Pendapatan Bunga/Interest Income pada semester pertama 2024 meningkat sebesar 9,9% didukung pendapatan yang lebih baik dari komposisi aset produktif serta upaya berkelanjutan untuk mengurangi dana mahal dan kredit dengan yield yang rendah. Meski demikian, biaya dana tetap tinggi oleh karena tren perubahan suku bunga yang berdampak pada Pendapatan Bunga Bersih (NII) Bank yang menurun sebesar 2,6%. NIM terkontraksi 62bps menjadi 4,4% pada semester pertama 2024. Apabila ditinjau Q-o-Q, NII tercatat naik 0,4% sehubungan dengan upaya mengoptimalkan pendanaan.
Pendapatan berbasis biaya/Fee-based income pada semester pertama 2024 dibukukan sebesar Rp820 miliar dari Rp1,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kinerja Global Market (GM) yang terdampak oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan perubahan tren suku bunga global dan domestik. Namun demikian, pendapatan fee-based wealth management mencatat pertumbuhan sebesar 5,8% yang terdiri dari pendapatan fee Bancassurance sebesar 8,4% dan investasi sebesar 3,5%.
Bank tetap berinvestasi secara signifikan dalam meningkatkan kapabilitas TI termasuk merealisasikan inisiatif-inisiatif M25+ untuk mendorong digitalisasi dan modernisasi perangkat teknologi. Dengan demikian, biaya overhead tercatat meningkat sebesar 6,4%.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 2,7% (gross) dan 1,7% (net) dari 3,3% (gross) dan 2,2% (net). Saldo NPL menurun sebesar 10,7% dan rasio Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 9,0% dari 11,5%. Pada Juni 2024, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank saja pada level 90,8% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank saja pada level sehat sebesar 169,6%, jauh di atas ketentuan regulator.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat pada level 23,5% dan Common Equity Tier 1 (CET 1) sebesar 22,3% pada Juni 2024.
Perbankan Syariah
Pada semester pertama 2024, pembiayaan yang disalurkan Perbankan Syariah Maybank Indonesia tumbuh 24,3% menjadi Rp32,95 triliun dari Rp26,51 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini dikontribusikan dari meningkatnya permintaan akan pembiayaan korporasi dan usaha sektor UMKM.
Pendapatan dari Penyaluran Dana Perbankan Syariah naik 6,4% didukung pendapatan dari komposisi aset produktif yang lebih baik. Namun, biaya Bagi Hasil untuk Pemilik Dana Investasi (Biaya Dana) yang tinggi di industri, telah berdampak pada menurunnya Pendapatan Setelah Distribusi Bagi Hasil Perbankan Syariah sebesar 6,7%.
Pendapatan berbasis biaya (fee-based) naik menjadi Rp101 miliar pada semester pertama 2024 dari Rp92 miliar didorong utamanya oleh solusi wealth management ‘MySWM’ berbasis Syariah. Solusi ‘MySWM’ ini menawarkan perencanaan investasi Syariah yang menyeluruh. Ada pun Asset Under Management (AUM) solusi Shariah Wealth Management mencatat peningkatan sebesar 53,0% sejak solusi tersebut diluncurkan. Solusi ‘MySWM’ diluncurkan pada tahun 2023 dan merupakan solusi pertama yang diperkenalkan di Indonesia.
Selaras dengan strategi pendanaan Bank, CASA tumbuh 14,7% menjadi Rp17,89 triliun dari Rp15,60 triliun didukung peningkatan pada simpanan Giro sebesar 12.8% dan Tabungan sebesar 16,4%. Deposito Berjangka menurun sebesar 17,4% sehubungan dengan strategi Bank untuk meningkatkan dana murah, sehingga total simpanan nasabah Perbankan Syariah turun sebesar 3,5%. Rasio CASA Perbankan Syariah tumbuh menjadi 51,5% dari 43,3%.
Rasio Non-Performing Financing (NPF) membaik menjadi 2,4% (gross) dan 1,8% (net) pada dari 2,6% (gross) dan 2,0% (net). Per Juni 2024, Financing to Deposit Ratio/FDR pada level 90,9%.
Perbankan Digital
Pada semester pertama 2024, platform perbankan digital ritel M2U, mencatat peningkatan transaksi sebesar 14,8% menjadi sekitar 11,6 juta dari 10,1 juta lebih transaksi pada periode yang sama tahun lalu.
Nilai transaksi tumbuh 15,2% menjadi lebih dari Rp60,76 triliun dibandingkan Rp52,76 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Simpanan nasabah yang diperoleh melalui platform tersebut tumbuh 19,1% menjadi lebih dari Rp8,83 triliun. Layanan QR Pay dan QR Cardless Withdrawal pada M2U mencatat kenaikan transaksi sebesar 83%.
Platform digital untuk nasabah korporasi, M2E, membukukan nilai transaksi sebesar Rp413,54 triliun pada semester pertama 2024, naik 10,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Saldo simpanan Giro pengguna M2E tumbuh 11,4% menjadi Rp28,09 triliun dari Rp25,22 triliun pada periode yang sama tahun lalu dan turut berkontribusi pada kenaikan saldo pendanaan secara keseluruhan.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan Bank telah berhasil membukukan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi di semua segmen bisnis utama pada semester pertama 2024. Pertumbuhan ini berjalan selaras dengan pertumbuhan kredit industri dua digit.
“Di tengah berbagai tantangan, Bank telah berhasil meningkatkan kinerja bisnis intermediasinya dengan menangkap berbagai peluang pertumbuhan melalui penerapan strategi ‘super growth’ didukung upaya berkelanjutan kami dalam memperkuat sinergi ‘One-Maybank’. Selain itu, kami berhasil memperkuat fundamental Bank, baik dari segi keseimbangan likuiditas maupun pengelolaan kualitas aset agar selaras dengan target strategis kami. Kinerja yang ditoreh pada kuartal kedua 2024, telah mendorong Bank untuk membukukan kembali hasil yang positif dari kuartal sebelumnya, serta mendukung rencana pengembangan bisnis kami di kuartal mendatang.”
“Maybank Indonesia akan terus berfokus pada upaya untuk meningkatkan kemampuan Bank yang selaras dengan strategi M25+ yakni dalam merespons berbagai kebutuhan nasabah, peluang pasar maupun tantangan dengan menempatkan kebutuhan nasabah sebagai yang utama di seluruh kegiatan bisnis Bank,” tambah Steffano.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato' Khairussaleh Ramli, mengatakan Maybank Indonesia telah memfokuskan langkah dalam meningkatkan kinerja seluruh lini bisnis utamanya, dan di saat yang sama memperkuat fondasi untuk melanjutkan strategi pengembangan bisnis dalam jangka menengah. Strategi ini pun telah memberikan peluang kepada Bank untuk kembali membukukan pendapatan positif pada kuartal kedua 2024, serta prospek pertumbuhan di kuartal mendatang.
“Maybank Indonesia telah membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi tantangan eksternal dan di saat yang sama mampu memanfaatkan peluang untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Sejalan dengan penerapan strategi M25+, Maybank Indonesia dapat terus melanjutkan peningkatan bisnis melalui lini-lini yang berpotensi untuk dikembangkan lebih jauh dengan tujuan menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan ke depannya."
Anak Usaha
PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)
Maybank Finance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan roda empat sebesar 4,3% menjadi Rp6,87 triliun pada semester pertama 2024 dari Rp6,58 triliun pada periode yang sama tahun lalu didukung pendekatan ‘One-Maybank go-to-market’ yang mendukung upaya cross referencing di tengah melemahnya pasar otomotif nasional pada semester pertama 2024.
Laba Sebelum Pajak (PBT) tumbuh 3,8% menjadi Rp280 miliar pada semester pertama 2024 dari Rp270 miliar. NPL pada level 0,3% (gross) dan 0,1% (net) dibandingkan 0,2% (gross) dan 0,1% (net).
PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)
Sehubungan dengan kondisi pasar otomotif roda dua yang turut mengalami pelemahan pada semester pertama 2024, pembiayaan WOM mampu mencatat pertumbuhan sebesar 7,5% menjadi Rp6,26 triliun dari Rp5,82 triliun. Pencapaian ini juga didukung oleh penerapan ‘One-Maybank’.
WOM mencatat PBT sebesar Rp137 miliar pada semester pertama 2024, naik 22,4% dari Rp112 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Rasio NPL sebesar 2,5% (gross) dan 1,2% (net) dari 2,0% (gross) dan 0,9% (net).
(tim)