Apindo: PMI Kontraksi Imbas Dampak Global dan Transisi Pemerintah
Pramesti Regita Cindy
02 August 2024 15:10
Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menyebut bahwa turunnya kinerja manufaktur Indonesia pada Juli 2024, yang terefleksi dalam capaian Purchasing Managers' Index (PMI) S&P Global merupakan dampak dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.
Sekadar catatan, indeks PMI diukur dengan angka 50 sebagai penanda zona ekspansi. Bila di angka 50 atau di atasnya, maka aktivitas manufaktur masih ekspansif atau bertumbuh positif. Sebaliknya bila di bawah 50, artinya aktivitas turun atau terkontraksi (tumbuh negatif). Pada Juli, PMI Indonesia adalah 49,3.
"Saya rasa ini dampak dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dunia ditambah lagi transisi kabinet yang susah diprediksi akan seperti apa kebijakan industri dan ekonominya," kata Ketua Bidang Tenaga Kerja Apindo Bob Azam kepada Bloomberg Technoz, Jumat (2/8/2024).
Bob juga menyoroti kebijakan di sektor manufaktur dan perdagangan yang saat ini dihadapkan dengan banjirnya produk impor yang murah dan tidak terkontrol oleh pemerintah.
"Policy sektor manufaktur dan perdagangan sedang dihadapi dengan banjirnya produk-produk impor yang sangat murah dan sulit dikontrol pemerintah. Ini semua berdampak kepada confidence [kepercayaan] pelaku industri," jelasnya.