Logo Bloomberg Technoz

Alasan BI Tahan BI Rate 6,25%, Meski Ada Peluang Menurunkan

Azura Yumna Ramadani Purnama
02 August 2024 11:52

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan alasan tetap mempertahankan BI rate 6,25% dalam dua bulan terakhir, meski harusnya suku bunga acuan bisa diturunkan. Bank sentral menaikkan BI rate 6,25% sejak April 2024.

Perry menjelaskan bila mengacu pada angka inflasi Indonesia yang masih berada di kisaran target 2,5% plus minus 1%, harusnya BI rate turun. Pada Juni 2024, inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 2,51%, terutama karena deflasi pada komoditas pangan yang sebelumnya di atas 10% menjadi 8,14%.

“Inflasi pangan turun tambah sejahtera rakyat, pangan itu sebagai besar untuk rakyat,” ujar Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Namun, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga alih-alih menurunkan itu karena fokus bank sentral untuk memitigasi risiko global. BI fokus untuk memantau rambatan kondisi ekonomi global pada stabilitas moneter, pasar keuangan dan nilai tukar.

“Kami harus pastikan kondisi global terkendali dulu,” ungkap Perry.