Ke depan, KSSK memperkirakan peningkatan aktivitas perekonomian domestik masih akan berlanjut hingga akhir 2024.
"Dari sisi fiskal, kita juga melihat pada akhir tahun akan dilakukan penyelenggaraan Pilkada serentak, yaitu pada November 2024. Sama seperti siklus Pemilu, pasti akan berdampak positif terhadap aktivitas belanja," kata Sri Mulyani.
Selain belanja penyelenggaraan Pilkada, lanjut dia, aktivitas konsumsi juga diperkirakan terdongkrak dan berdampak positif bagi perekonomian.
Dari sisi investasi, KSSK memperkirakan kegiatan investasi menguat, sejalan dengan penyelesaian berbagai proyek-proyek infrastruktur nasional.
Untuk menjaga aktivitas perekonomian nasional, Kementerian Keuangan berupaya memberi dukungan melalui kebijakan fiskal pelaksanaan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2024. Hal ini terutama dari sisi belanja pemerintah akan terus difokuskan untuk menjaga stabilitas harga.
"Karena tadi akan sangat-sangat menentukan daya beli masyarakat dan dari sisi konsumsi yang menjadi motor penggerak penting dalam pertumbuhan," tutur Sri Mulyani.
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen terus menjalankan program perlindungan sosial, terutama bagi masyarakat rentan miskin. Dengan demikian, pemerintah berharap daya beli dan konsumsi masyarakat bisa terjaga.
Sri Mulyani mengaku para anggota KSSK terus mempererat koordinasi dan sinkronisasi kebijakan untuk merespons situasi ekonomi global yang memperlihatkan peningkatan risiko. Koordinasi dilakukan terutama untuk memitigasi dampak negatif dari rambatan ketidakpastian global terhadap perekonomian Indonesia.
"Situasi yang eskalasi risikonya atau downside risk-nya cenderung meningkat, kami lihat perekonomian Indonesia sampai kuartal I 2024 menunjukkan kinerja yang baik.
(lav)