Prospek Cerah
Ke depan, prospek harga emas sepertinya masih cerah. Sebab, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan, terutama di Amerika Serikat (AS), makin besar.
Kemarin, bank sentral Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5%. Namun, Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell memberi kode keras bahwa Federal Funds Rate bisa turun bulan depan.
“Jika inflasi bergerak turun sesuai ekspektasi, pertumbuhan ekonomi masih cukup kuat, dan pasar tenaga kerja konsisten dengan situasi saat ini, maka saya rasa penurunan suku bunga bisa dipertimbangkan dalam rapat September,” ungkap Powell dalam konferensi pers usai rapat, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Mengutip CME FedWatch, pelaku pasar melihat sudah tidak ada peluang suku bunga bertahan di 5,25-5,5% pada September. Yang ada adalah probabilitas penurunan 25 basis poin (bps) ke 5-5,25% dengan kemungkinan 78%.
Bahkan ada kemungkinan pemangkasan sebesar 5 bps ke 4,75-5%. Probabilitasnya adalah 22%.
“Pasar sudah sepenuhnya berpandangan bahwa akan ada penurunan suku bunga pada September. Bahkan ada pembicaraan penurunannya bisa 50 bps,” tegas Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih setia di zona bullish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,81. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 60,62. Menempati area beli (long).
Akan tetapi, investor tetap perlu waspada karena bisa jadi harga emas akan masuk fase konsolidasi. Cermati pivot point di US$ 2.433/troy ons. Sebab jika tertembus, maka target support US$ 2.424-2.416/troy ons akan terkonfirmasi.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.450/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik ke arah US$ 2.463/troy ons.
(aji)
