Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham-saham properti yang melaju pesat adalah, PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) meroket 34,1% ke posisi Rp157/saham, PT PP Properti Tbk (PPRO) melesat 9,09% ke posisi Rp12/saham dan juga PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melesat 7,93% ke posisi Rp68/saham.

Senada, saham keuangan juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) meroket 5,67% ke posisi Rp1.770/saham, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melesat 5,47% ke posisi Rp6.750/saham. Serta, PT BFI Finance Tbk (BFIN) menguat 5,04% ke posisi Rp940/saham.

Indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat dan menutup hari di zona hijau, dengan kenaikan 11,79 poin atau menguat 1,29 % ke posisi 925,5.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melesat dengan kenaikan 60 poin ke posisi Rp1.650/saham, dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) terbang 25 poin ke posisi Rp820/saham.

Penutupan Saham BMRI pada Kamis 1 Agustus 2024 (Bloomberg)

Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menguat 30 poin ke posisi Rp1.120/saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terapresiasi 60 poin ke posisi Rp2.500/saham. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melesat 90 poin ke posisi Rp3.830/saham.

Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terapresiasi 30 poin ke posisi Rp1.345/saham, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melesat mencapai kenaikan 105 poin ke posisi Rp5.075/saham.

Adapun pasar saham Asia justru bergerak melemah pada perdagangan sore ini. Indeks Nikkei 225 ambles 2,49%, indeks Strait Times Singapore anjlok 1,04%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,23%, indeks Shanghai Composite turun 0,22%, dan indeks Kospi menguat 0,25%. Sementara itu, Dow Jones Index Future merah 0,01%.

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25% hingga 5,5%, tingkat yang telah mereka pertahankan sejak Juli.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Komite Pasar Terbuka The Fed (Federal Open Meeting Committee/FOMC) semalam, secara bulat memilih untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada kisaran 5,25%-5,5%, level tertinggi dalam lebih dari dua dekade, untuk pertemuan kedelapan berturut-turut.

Menariknya, Jerome Powell mengatakan penurunan suku bunga bisa terjadi paling cepat pada pertemuan September di jumpa pers pada Rabu waktu setempat.

Tingkat Suku Bunga The Fed. (Bloomberg)

“Pertanyaannya adalah apakah keseluruhan data, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko konsisten dengan meningkatnya keyakinan terhadap inflasi dan mempertahankan pasar tenaga kerja yang solid,” kata Powell kepada wartawan, Rabu.

“Jika ujian itu terpenuhi, pengurangan suku bunga kebijakan kami bisa saja dibahas pada pertemuan berikutnya di September,” tambahnya.

Hal ini menandakan bahwa mereka semakin dekat untuk mengurangi biaya pinjaman. Secara khusus, FOMC beralih dengan mengatakan bahwa mereka "Memperhatikan risiko kedua sisi dari mandat gandanya," dibandingkan kata-kata sebelumnya yang hanya berfokus pada risiko inflasi.

“Dalam beberapa bulan ini, telah ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi komite sebesar 2%,” kata pernyataan FOMC.

Dalam pernyataan yang dirilis, mereka juga mencatat bahwa risiko untuk mencapai tujuan ketenagakerjaan dan inflasi “Terus bergerak ke keseimbangan yang lebih baik.”

“Jumpa pers ini sedikit lebih dovish daripada pernyataannya,” kata Neil Dutta di Renaissance Macro Research. 

Bagi Ronald Temple di Lazard, The Fed 'Jelas memberi sinyal' pemotongan suku bunga pada bulan September.

Para swap trader masih sepenuhnya teguh memperhitungkan pemotongan seperempat poin pada bulan September — dan total hampir 70 basis poin pemotongan jelang tutup tahun ini.

Analis Phintraco Sekuritas juga memaparkan, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50% dan menjaga peluang pemangkasan suku bunga acuan di September 2024.

“Gubernur The Fed, Jerome Powell cukup optimis bahwa data-data ekonomi menunjukan tren penurunan inflasi menuju target level inflasi di 2% yoy,” tulisnya.

(fad)

No more pages