Logo Bloomberg Technoz

Senada dengan Ketua Tobacco Control Support Center - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC IAKMI), Sumarjati Arjoso bersyukur dengan ada PP Kesehatan no 28 tahun 2024 ini. Ini bisa mewujudkan cita-cita generasi emas 2045.

"Makasih Pak Jokowi lagi sibuk mikirin IKN masih sempat tandatangan, 26 Juli, Jumat berkah ya," jelasnya. 

Akan tetapi ia mengatakan bahwa meski ada pelarangan penjualan rokok eceran sebetulnya perlu adanya pengawasan dan pengetatan di lapangannya juga.

"Karena memang komplain ketaatan masih 35%, sudah ada perda pelaksanaan tergantung di lapangan. Walau tentu semua program di pusat belum tentu di lapangan, Penjual eceran di mana? Biasanya jalan atau gang yang awasi siapa? orang tua beli dan anak beli," ungkapnya.

Kemudian ia pun bercerita sempat diundang dalam Penelitian remaja pengendalian stunting. Diceritakannya bahwa banyak remaja yang tidak makan malam karena tidak memiliki makanan akibat keluarganya yang memilih membeli rokok.

"Keluarga malah beli rokok, ini sungguh sangat prihatin, kalau melihat masa depan kita malah justru racunin, dilanda rokok dan miskinan,  ini tantangan pemerintah ke depan lebih baik tegas, sehingga PP bisa lebih baik dan berdampak lebih, pengendalian rokok bisa turunkan penyakit menular," tegasnya.

"Pemakaian BPJS, Stroke, jantung, kanker itu porsinya besar, apa dengan pengendalian rokok ini bisa dikurangin. Tapi kualitas hidup yang sakit ini produktivitasnya bisa menurun dan mengganggu generasi muda," tambahnya.

Ia juga menilai iklan rokok sebaiknya menghilang tetapi justu industri, sponsor iklan ini masih hanya sebatas mengurangi jam iklan saja.

"Kita maunya ya hilang saja hehe," tutupnya.

(dec/spt)

No more pages