Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten BUMN Pertambangan PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp434,4 miliar sepanjang semester I-2024. Angka ini melesat hampir 27 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp16,26 miliar.
Kenaikan laba TINS tak lepas dari torehan kinerja produksi bijih timah yang juga naik 32% secara tahunan menjadi sebesar 10.250 ton dari sebelumnya yang hanya 7.755 ton. Produksi logam juga naik 19% menjadi 9.675 ton.
Kenaikan produksi TINS juga dibarengi dengan naiknya harga jual rata-rata logam timah sebesar 13% secara tahunan menjadi US$30.397/ton dari sebelumnya, US$26.828/ton.
Alhasil, pendapatan dari segmen penjualan timah tersebut juga naik menjadi Rp4,02 triliun dari sebelumnya di Rp3,34 triliun.
Secara konsolidasian, TINS mencatatkan total pendapatan sebesar Rp5,21 triliun, tumbuh 14,07% dibandingkan periode semester I 2023 yang sebesar Rp4,56 triliun.
Seiring dengan naiknya pendapatan, TINS juga masih mampu menekan beban pokok pendapatan yang masih turun 4% dari sebelumnya Rp4,16 triliun menjadi Rp3,99 triliun.
Alhasil, laba bruto tercatat sebesar Rp1,21 triliun, tumbuh dari sebelumnya yang hanya Rp407,1 miliar.
"Perseroan secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi yang beroperasi," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Fina Eliani dalam keterangan resminya.
Nilai aset pada semester I-2024 naik 3% menjadi Rp13,25 triliun dari Rp 12,85 triliun pada posisi aset akhir Desember 2023.
Sementara, posisi liabilitas TINS turun 2% sebesar Rp6,48 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan berkurangnya interest bearing debt.
Posisi ekuitas sebesar Rp6,77 triliun, naik 8% dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,24 triliun.
(ibn/dhf)