Logo Bloomberg Technoz

Yield SBN-1Y turun ke 6,599%, disusul oleh 5Y yang terkikis ke 6,691%. SBN tenor 10Y memimpin penurunan imbal hasil dengan bergerak ke 6,884%.

Aksi beli di pasar saham dan surat utang berimbas pada kebangkitan rupiah yang dibuka lemah tadi pagi. Rupiah spot bergerak makin kuat ke Rp16.217/US$, mencerminkan penguatan 0,26% dibanding kemarin dan kini bersiap menuju level resistance berikut di Rp16.200/US$. 

Bila level tersebut tertembus lagi, rupiah berpotensi bergerak ke Rp16.170/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dengan time frame daily.

Di pasar offshore, rupiah NDF-1W makin menguat ke Rp16.224/US$. Sedangkan rupiah NDF-1M juga menguat ke Rp16.236/US$.

Hasil pertemuan The Fed, Federal Open Meeting Committee (FOMC) yang diumumkan dini hari tadi memastikan bunga The Fed Juli dipertahankan di 5,5%, sesuai prediksi pasar.

Namun, yang memicu euforia hebat di pasar adalah pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam taklimat media 30 menit setelah keputusan FOMC diumumkan. 

Powell menyatakan, penurunan tingkat bunga acuan bisa terjadi paling cepat pada September nanti. The Fed akan menggelar FOMC pada 18 September nanti, sekitar 7 minggu dari sekarang.

“Pertanyaannya adalah apakah keseluruhan data, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko konsisten dengan meningkatnya keyakinan terhadap inflasi dan mempertahankan pasar tenaga kerja yang solid,” kata Powell kepada wartawan, Rabu (31/07/2024). “Jika ujian itu terpenuhi, pengurangan suku bunga kebijakan kami bisa saja dibahas pada pertemuan berikutnya di bulan September.”

Para pembuat kebijakan bank sentral paling berpengaruh di dunia itu juga membuat beberrapa penyesuaian bahasa dalam siaran pers pengumuman bunga acuan, yang memperlihatkan sinyal kuat kebijakan The Fed selanjutnya adalah pemangkasan bunga pinjaman.

Secara khusus, Komite beralih dengan mengatakan bahwa mereka "memperhatikan risiko kedua sisi dari mandat gandanya," dibandingkan kata-kata sebelumnya yang hanya berfokus pada risiko inflasi.

“Dalam beberapa bulan terakhir, telah ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi komite sebesar 2%,” kata pernyataan FOMC. “Komite menilai bahwa risiko untuk mencapai tujuan terkait ketenagakerjaan dan inflasi terus bergerak ke keseimbangan yang lebih baik.”

Bagi pelaku pasar, inilah momen yang sangat ditunggu-tunggu sekian bulan lamanya ketika untuk pertama kalinya sinyal pemangkasan bunga dinyatakan begitu terang oleh pejabat The Fed. Bank sentral AS telah melakukan pengetatan paling agresif dalam 40 tahun terakhir sejak 2022 untuk menjinakkan inflasi di negeri itu yang 'terbang tinggi' akibat disrupsi rantai produksi akibat pandemi. 

Dominasi AS dalam ekonomi global membuat langkah The Fed menciptakan gelombang kebijakan pengetatan di negara-negara lain, tak terkecuali Indonesia. Maka itu, apa yang dinyatakan oleh Powell dini hari tadi menjadi penanda penting yang menjadi isyarat, pelonggaran moneter semakin dekat.

(rui)

No more pages