Logo Bloomberg Technoz

Rupiah 'Tersedak' Kontraksi Aktivitas Manufaktur RI

Tim Riset Bloomberg Technoz
01 August 2024 09:12

Ilustrasi rupiah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi rupiah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah gagal dibuka menguat di tengah euforia pasar yang tengah memuncak pasca sinyal kuat dimulainya pemangkasan tingkat bunga acuan Federal Reserve September nanti.

Rupiah sepertinya terbebani oleh data PMI Manufaktur Indonesia pada Juli yang mencatat kontraksi pertama kali sejak pandemi. Aktivitas manufaktur yang semakin lesu di tengah laju Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang kian tinggi, mengancam pertumbuhan ekonomi ke depan. 

Selain itu, ketegangan yang meningkat di Timur Tengah juga membuat euforia arah bunga The Fed jadi lebih terbatas meski sejauh ini indeks dolar AS masih melanjutkan penurunan ke 103,97.

Rupiah spot dibuka turun tipis di Rp16.263/US$, lebih lemah dibanding posisi penutupan hari sebelumnya di Rp16.260/US$. Kegagalan rupiah mengawali perdagangan dengan lebih semangat, berlangsung ketika valuta Asia mayoritas menguat.

Namun, setelah itu, rupiah berhasil berbalik arah meski terbatas dengan melenggang ke kisaran Rp16.257/US$ atau naik nilainya 0,02% pada 09:08 WIB.