Logo Bloomberg Technoz

Gojek Cetak Adjusted EBITDA Rp245 M, Positif 3 Kuartal Beruntun

Mis Fransiska Dewi
31 July 2024 18:39

Grup GOTO dengan berbagai unit bisnis, dari layanan perbankan, fintech, e-commerce hingga logistik. (Dok: Bloomberg)
Grup GOTO dengan berbagai unit bisnis, dari layanan perbankan, fintech, e-commerce hingga logistik. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, JakartaGojek, unit bisnis On-Demand Service (ODS) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), membukukan kenaikan kinerja yang signifikan selama semester I-2024 atau periode 6 bulan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seiring dengan positifnya strategi yang dilakukan.

Mengacu laporan kinerja Q2-2024, yang disampaikan Selasa (30/7/2024), manajemen GOTO mengungkapkan Gojek mampu mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif menjadi Rp 256 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang masih rugi EBITDA disesuaikan Rp 410 miliar.

Untuk 3 bulan, EBITDA yang disesuaikan Gojek positif yakni Rp 90 miliar, dari sebelumnya rugi EBITDA disesuaikan Rp 164 miliar.

Pencapaian ini membuat Gojek berhasil meraih EBITDA yang disesuaikan positif dalam 3 kuartal berturut-turut sejak Q4-2023. Pertama kali Gojek mencetak EBITDA yang disesuaikan positif yang sebesar Rp 239 miliar pada Q4-2023 dari periode yang sama tahun 2022 sebesar rugi EBITDA disesuaikan Rp 699 miliar.

EBITDA (earnings before interest, tax, depreciation, and amortization) yang disesuaikan adalah pengukuran keuangan non-PSAK yang dimulai dengan rugi sebelum pajak penghasilan, disesuaikan dengan biaya-biaya lain.

Sementara itu, EBITDA yang disesuaikan untuk unit bisnis Goto lainnya yakni Financial Technology (Fintech) melalui GoTo Financial (GTF) masih rugi EBITDA disesuaikan sebesar Rp 416 miliar, tetapi nembaik 59% dari rugi EBITDA disesuaikan Rp 1,02 triliun.

Goto

Selain EBITDA yang disesuaikan positif, kinerja Gojek yang juga meningkat adalah nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) dan pendapatan bruto.

Nilai GTV Gojek dalam 6 bulan naik 7% menjadi Rp 29,37 triliun dari sebelumnya Rp 27,51 triliun, sementara GTV dalam 3 bulan naik 15% menjadi Rp 15,48 triliun dari sebelumnya Rp 13,57 triliun. Adapun pendapatan bruto Gojek 6 bulan juga naik 15% menjadi Rp 6,72 trilun dari Rp 5,87 triliun, sementara pendapatan bruto 3 bulan meningkat naik 17% menjadi Rp 3,38 triliun dari Rp 2,88 triliun.

Di sisi lain, dari pos rugi operasional (rugi usaha) segmen, Gojek berhasil menekan rugi operasional atau rugi usaha membaik 93% dalam 6 bulan menjadi Rp 87 miliar dari rugi operasional Rp 1,18 triliun, dan 3 bulan rugi operasional Gojek terpangkas 95% menjadi hanya Rp 33 miliar dari rugi Rp 623 miliar.

Secara Grup GoTo, pendapatan bruto proforma naik 28% menjadi Rp 8,44 triliun dalam 6 bulan, pendapatan bersih proforma melesat 87% menjadi Rp 6,60 triliun, sementara rugi EBITDA yang disesuaikan Rp 150 miliar, membaik 92% dan rugi periode periode berjalan Rp 1,37 triliun membaik 75% dari periode yang sama tahun lalu rugi Rp 5,39 triliun.

“Percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.” kata Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo.

“Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan kami, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk tahun buku 2024.”

Strategi Gojek

Manajemen GoTo menjelaskan, strategi perseroan ke depan ialah terus berinvestasi pada unit bisnis ODS untuk memperluas basis pengguna, khususnya melalui produk yang terjangkau.

Selain itu, peningkatan jumlah pengguna layanan berlangganan (Gojek PLUS), juga akan mendukung upaya memperdalam wallet share seiring semakin banyaknya produk yang digunakan konsumen dalam ekosistem GoTo.

Adapun Gojek PLUS kini mencakup seluruh layanan ODS, yang mendorong pertumbuhan jumlah pelanggan hingga dua kali lipat sejak awal tahun.

Pengguna layanan berlangganan menghabiskan sekitar tiga kali lebih banyak secara GTV dibandingkan dengan pengguna yang tidak berlangganan, serta menggunakan lebih banyak jenis layanan, dan memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi. 

Tak hanya itu, perseroan memperkirakan bahwa pangsa pasar ODS di Singapura tumbuh 3 poin persentase pada kuartal kedua. Hal ini dipengaruhi oleh kemitraan dengan ComfortDelGro yang diluncurkan pada akhir April lalu. “Langkah ini dinilai mampu membantu mengatasi tantangan ketersediaan pengemudi,” tulis manajemen GoTo.