Logo Bloomberg Technoz

Motode ini menciptakan gambaran iklim Bumi yang hampir real-time, termasuk suhu, angin, dan curah hujan, untuk (kira-kira) setiap bagian permukaan planet seluas 30 kilometer persegi (km2). 

Analisis ulang ini dimulai sejak tahun 1940, dan memungkinkan para peneliti mengatakan dengan yakin kapan rekor terpecahkan, baik untuk satu hari, satu bulan, atau satu tahun. 

Selain rekor panas harian yang baru, data juga menunjukkan bahwa 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat. Bahwa setiap bulan dalam 13 bulan terakhir adalah yang terpanas yang pernah tercatat.

Ilustrasi Kelelahan Akibat Cuaca Panas Ekstrem. (Dok: Bloomberg)

Meskipun tidak ada termometer di setiap sudut dunia, Copernicus menerima sejumlah besar data cuaca yang digunakan untuk mendukung analisis ulangnya.

“Kami memiliki arus informasi yang terus menerus masuk ke pusat penelitian,” kata Carlo Buontempo, direktur Climate Change Service, yang merupakan bagian dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). 

Para ilmuwan tersebut menerima 100 juta bacaan per hari tentang kondisi cuaca dari seluruh dunia. Pengamatan berasal dari pesawat terbang, satelit, kapal, radar, dan stasiun cuaca di permukaan - semuanya memberikan informasi waktu nyata tentang suhu, angin, hujan, dan salju, serta faktor lain seperti polusi udara.

Informasi ini dimasukkan ke dalam sebuah model, yang dikenal sebagai ERA5, yang sudah dilengkapi dengan informasi historis tentang iklim global. 

Terdapat kesenjangan dalam pengamatan ini, karena sumber data tidak mencakup seluruh bagian dunia. Kondisi cuaca seperti langit yang berawan juga dapat mengurangi jumlah data yang berasal dari sumber seperti satelit. Untuk mengisi kesenjangan ini, para ilmuwan mengambil prediksi yang telah mereka buat, berdasarkan model jangka panjang ERA5, dan mengujinya dengan pengamatan.

Ini artinya, prakiraan suhu tertentu di tempat tertentu akan diuji dengan semua data yang diterima para peneliti tentang cuaca di tempat itu dan sekitarnya, serta kekuatan yang lebih luas seperti arus laut dan sirkulasi udara. 

Hal ini dilakukan berulang kali sambil menilai kesesuaian prediksi dengan data yang telah direkam. Model ini juga memperhitungkan kesalahan apa pun dalam data yang direkam, dan bergantung pada hukum fisika, termasuk pola cuaca, arus, dan aliran udara yang mengatur cara kerja iklim global. 

Dengan cara ini, memungkinkan untuk membuat gambaran lengkap yang makin akurat.  Hal inilah yang memungkinkan para ilmuwan dengan percaya diri menyatakan rekor seperti saat dunia mengalami hari terpanas dalam sejarah manusia. 

Cuaca ekstrem panas di India. (Dok Bloomberg)

Secara global, lima layanan cuaca - US’s National Oceanic and Atmospheric Administration and NASA, the ECMWF, the China Meteorological Administration, and the Japan Meteorological Agency - melakukan penilaian terus menerus terhadap suhu global dengan menggunakan teknik ini.

Walau model mereka sedikit berbeda, kelima lembaga tersebut sampai pada kesimpulan yang sama tentang rekor panas dalam beberapa bulan dan tahun terakhir.

Data historis lebih sulit didapat. Seri suhu terpanjang, Suhu Inggris Tengah, dimulai pada abad ke-17. Data dari masa sebelum manusia secara sistematis memantau suhu berasal dari sumber-sumber seperti gelembung gas yang terperangkap dalam es glasial, atau cincin pohon.

Sumber-sumber ini tidak sespesifik pembacaan termometer, tapi bisa dikatakan dengan yakin bahwa suhu saat ini kemungkinan adalah yang tertinggi dalam 100.000 tahun terakhir, kata Copernicus. 

Ahli meteorologi memiliki gagasan ketika hari yang sangat penting, seperti hari terpanas dalam catatan, sedang dalam perjalanan. Hal ini sebagian karena suhu rata-rata global biasanya mencapai puncaknya antara awal Juli dan awal Agustus. 

Hari terpanas tahun lalu - yang merupakan rekor terpanas sebelumnya - terjadi pada awal Juli di tengah-tengah gelombang panas samudra yang bersejarah.

El Nino yang semakin kuat - fenomena iklim global alami yang biasanya berarti suhu yang lebih panas secara global - memberikan petunjuk lain bahwa rekor panas sedang terjadi. 

Hingga bulan Juli ini, sepertinya dunia tidak akan mencetak rekor harian baru, kata Buontempo. “Suhu rata-rata global untuk lautan mulai meningkat lagi. Beberapa orang yang secara sistematis memantau prediksi kami mulai membunyikan lonceng peringatan,” ucap dia.

Awal minggu lalu, mereka memberikan perhatian ekstra pada analisis ulang dan bersiap-siap untuk membuat pengumuman.

Teknik ini tidak hanya berguna untuk membuat pengumuman “hari terpanas yang pernah ada”: Teknik ini digunakan untuk melatih model prakiraan AI, terutama untuk prakiraan cuaca “ensemble”, yang mewakili berbagai kemungkinan skenario di masa depan.

Cuaca panas ekstrem terjadi di Spanyol dan Portugal (Paul Hanna/Bloomberg)

Teknik ini juga digunakan oleh perusahaan energi surya untuk membantu pemilik rumah menghitung berapa banyak energi yang dapat dihasilkan oleh panel surya mereka, dan oleh perusahaan energi angin untuk merencanakan lokasi ladang angin.

Copernicus saat ini sedang mengerjakan model baru, yang dikenal sebagai ERA6, yang akan lebih akurat - membagi dunia menjadi 14 kilometer persegi - dan menggabungkan lebih banyak sumber data bersejarah, termasuk pembacaan satelit awal dari tahun 1970-an. 

Bagi Buontempo, yang lebih penting dari satu hari adalah rentetan bulan yang memecahkan rekor baru-baru ini, karena hal tersebut merupakan indikator yang lebih baik untuk mengetahui seberapa cepat dunia memanas. Namun, menentukan satu hari tertentu membuat perubahan iklim terasa lebih cepat.

“Saya pikir kita harus membuatnya lebih nyata, lebih langsung, lebih terlihat,” katanya. “Sangat penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi.”

Tips tak jatuh sakit kala cuaca panas luar biasa (Infografis/Bloomberg Technoz)

(bbn)

No more pages