Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Aset kripto bergerak bervariasi (mixed), termasuk Bitcoin di Rabu saat menanti FOMC The Fed. Bitcoin tengah diperdagangkan pada harga US$66.259 (Rp1,07 miliar) usai sempat menyentuh US$70.000 pada Senin di awal pekan. Kedepannya, Bitcoin berpotensi kembali menuju US$71.000 (Rp1,15 miliar).

Melesat Bitcoin kemarin didorong oleh pidato calon presiden Donald Trump, yang berjanji untuk membuat cadangan Bitcoin bersifat nasional jika terpilih nanti. Berbicara di konferensi Bitcoin, ia juga mengatakan akan ‘Mengganti’ Ketua Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission/SEC) yang saat ini dijabat oleh Gary Gensler di hari pertama Trump menjabat.

Pernyataan Trump di sesi pidato yang jadi perhatian pasar disambut positif oleh para penggemar Bitcoin yang berharap akan adanya regulasi yang lebih jelas, dan juga lembut di pasar AS.

Dalam acara itu, ia mengatakan Amerika Serikat akan menjadi ‘Ibu Kota’ Aset Kripto di planet ini, dan ‘Negara Adidaya Bitcoin’, jika nantinya Trump terpilih oleh rakyat AS.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Trump ingin menyalip China dalam kepemimpinan pasar Aset Kripto di dunia, salah satunya dengan membentuk Dewan Penasihat Kripto di Gedung Putih. Pada kesempatan yang sama, ia menyatakan keinginannya bahwa semua Bitcoin yang tersisa menjadi “MADE IN THE USA!!!.”

Di sisi lain yang sama genting, pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed (Federal Open Meeting Committee/FOMC) yang sudah dimulai Rabu sampai dengan Kamis esok juga ditunggu-tunggu oleh pasar, spekulasi tengah beredar di mana Bank Sentral paling berpengaruh di dunia itu mungkin akan segera memangkas suku bunga acuan di September, mengingat inflasi yang melandai.

Sebelumnya, menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, FOMC Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 5,25% – 5,5%, puncak yang dicapai setahun lalu, pada pertemuan kebijakan dua hari di Rabu.

Tingkat Suku Bunga The Fed. (Bloomberg)

Analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan, data ekonomi AS terus memengaruhi Bitcoin dan Aset Kripto secara umum.

“Pasar bersiap menghadapi beberapa acara penting minggu ini, termasuk pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Juli, dan konferensi pers Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Pertemuan ini akan fokus pada potensi perubahan suku bunga,” mengutip riset yang diterbitkan, Rabu (31/7/2024).

Pertemuan tersebut, tambah Panji, mungkin akan digunakan untuk memberi sinyal pemotongan di masa depan.

Berdasarkan CME FedWatch Tools siang ini, terdapat kemungkinan hampir 90% untuk pemotongan suku bunga pada pertemuan FOMC di September.

Mengutip data CoinMarketcap, sejumlah Aset Kripto lainnya pergerakannya juga bervariasi. Adapun penguatan tertinggi terjadi pada XRP Koin dengan kenaikan mencapai 8,08% dalam 24 jam, dan secara sepekan XRP melesat 7,55% pada harga US$0,6485.

Sementara itu, yang paling dalam penurunannya terjadi pada Dogecoin DOGE milik Elon Musk  dengan mencatatkan depresiasi 3,84% dalam 24 jam, dan dalam sepekan tertekan 4,981,08% menuju harga US$0,1261.

Saat tulisan ini dibuat, Bitcoin tengah parkir pada level US$66.259 (Rp1,07 miliar) dengan melaju di zona merah dalam 24 jam. Namun tengah menguat 0,18 dalam sepekan perdagangan.

Pekan ini, lanjut Panji, jelang penutupan perdagangan Juli 2024, Bitcoin berpotensi bergerak di kisaran US$64.000 – US$71.000.

Grafik Pergerakan Harga Bitcoin di Rabu 31 Juli (Bloomberg)

Sejak 1 Juli, Bitcoin telah berhasil menguat 6,73% hingga sampai dengan saat ini Bitcoin masih berpotensi menutup bulan Juli dengan pencapaian positif.

Panji melanjutkan dalam riset terpisah, Bitcoin berpotensi turun ke US$65.000 sebelum rebound kembali ke kisaran US$69.000 sampai dengan potensialnya di US$71.000, didukung oleh golden cross MA-20 melintasi MA-100.

Namun, jika Bitcoin turun dan melemah hingga kembali di bawah US$64.000 Bitcoin bisa melemah lanjutan ke US$60.000.

“Indikator Stochastic menunjukkan pelemahan, sementara histogram MACD mengindikasikan momentum bullish,” analisisnya.

Dukungan politik, dukungan institusional, dan potensi pemangkasan suku bunga acuan berpotensi mendorong Bitcoin melampaui titik tertinggi sepanjang masanya di US$73.750, yang apabila break dengan volume tinggi Bitcoin dapat mencapai kisaran US$90.000 – US$100.000 pada Desember tahun ini.

“Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa selama Q4 dari 2013 hingga 2023, Bitcoin rata-rata mengalami kenaikan lebih dari 80% di kuartal tersebut,” tutup Panji.

(fad/wep)

No more pages