Logo Bloomberg Technoz

 

Periode

Jumlah Penumpang

2019

25.478.864

2023

24.455.326

2024

26.004.327

Sumber: AP II

Aspek pelayanan di Bandara Soekarno-Hatta yang dikelola PT Angkasa Pura II juga terus meningkat setiap tahun. Di dalam daftar 100 bandara terbaik dunia 2024 (World’s Top 100 Airport 2024) yang dirilis Skytrax pada 17 April 2024, Bandara Soekarno-Hatta ditetapkan berada di peringkat 28 dunia atau melonjak 15 tangga dari sebelumnya peringkat 43 pada 2023.

Periode

Peringkat

2017

44

2018

45

2019

40

2020

35

2021

34

2022

51

2023

43

2024

28

Sumber: Skytrax

Sejalan dengan tingginya lalu lintas penerbangan yang otomatis mengharuskan adanya peningkatan standar pelayanan, Bandara Soekarno-Hatta pun dituntut memiliki infrastruktur yang lengkap. Tidak heran, Bandara Soekarno-Hatta kini sudah menjelma layaknya kota mandiri dan pusat perekonomian dengan berbagai infrastruktur dan fasilitas.

Kota Mandiri

Sejarah Soekarno-Hatta bermula pada dekade 1970-an, di mana pada tahun tersebut mulai disusun rencana pembangunan bandara. Selang 5 tahun kemudian atau pada 1975, pembangunan bandara ini dimulai. Kemudian pada 31 Maret 1985, Bandara Soekarno-Hatta dibuka dengan 1 terminal penumpang pesawat yang saat ini dikenal dengan nama Terminal 1.

Selanjutnya Terminal 2 dibuka pada 1992, dan Terminal 3 tahap pertama dibuka pada 2009 lalu menyusul tahap ultimate dibuka pada 2016. Lengkap lah, mulai 2016 sudah dioperasikan Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3.

Pengelola Bandara Soekarno-Hatta yakni PT Angkasa Pura II mengembangkan seluruh terminal penumpang pesawat dengan area komersial, sistem keamanan dan pelayanan yang sesuai dengan regulasi serta best practice bandara-bandara kelas dunia lainnya.

Namun lebih dari itu, AP II tidak hanya mengembangkan terminal penumpang saja. Di kawasan Bandara Soekarno-Hatta yang memiliki luas sekitar 2.555 hektar, AP II membangun berbagai infrastruktur, menjadikan bandara ini layaknya sebuah kota mandiri.

Tidak main-main, Bandara Soekarno-Hatta memiliki infrastruktur dasar sebuah kota, seperti instalasi air bersih, pengolahan limbah, pengolahan sampah, hingga penggerak pembangkit listrik. Selain itu, terdapat stasiun pemadam kebakaran (fire station), stasiun kereta dan kantor polisi yang mempunyai wilayah hukum setingkat Kabupaten/Kota yakni Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Khusus instalasi air bersih, Bandara Soekarno-Hatta diperkuat dengan reservoir atau tempat penyimpanan air berkapasitas 4 x 4.000 m3 untuk menampung air bersih yang dialirkan dari 2 sumber yakni PDAM Kota Tangerang dan PDAM Kabupaten Tangerang. Adapun penggunaan air bersih di bandara ini rata-rata mencapai 10.000 m3 per hari, mencakup penggunaan di Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan seluruh kawasan.

Di samping instalasi air bersih, Bandara Soekarno-Hatta juga dilengkapi dengan pengolahan limbah (Sewage Treatment Plant/STP) untuk mengolah limbah di seluruh kawasan, termasuk limbah dari pesawat. Pengolahan air limbah ini diperkuat dengan adanya ponding atau kawasan resapan limbah.

Terdapat pula 7 incinerator yang digunakan untuk pembakaran limbah padat berupa sampah dari area airside (apron). Satu incinerator ini biasanya beroperasi 8 jam setiap hari. Selain itu, sampah yang ada juga dipilah untuk dilakukan daur ulang.

Sementara untuk kelistrikan, bandara ini memiliki 3 Main Power Station (MPS) yakni genset untuk menggerakkan pembangkit listrik sebagai sumber energi seluruh kawasan.

Adapun fire station di Bandara Soekarno-Hatta berjumlah 6, di mana sebanyak 4 fokus di sisi udara dan 2 di sisi darat (domestic fire station).

Di samping infrastruktur dasar layaknya sebuah kota, Bandara Soekarno-Hatta juga memiliki beragam fasilitas seperti hotel, berbagai restoran, kawasan perkantoran, perbankan, SPBU, hingga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Tidak hanya itu, Bandara Soekarno-Hatta pun dilengkapi beragam transportasi publik seperti bus, taksi, taksi online, kendaraan sewa, hingga kereta dari dan menuju tengah kota Jakarta. KA Bandara Soekarno-Hatta ini melayani penumpang di 5 Stasiun, yaitu Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun batu Ceper, dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.

Satu transportasi publik yang memiliki teknologi modern di bandara ini adalah skytrain atau yang dikenal dengan Kalayang. Skytrain ini bisa dioperasikan tanpa pengemudi (driverless) sebagai transportasi antarterminal di bandara.

Sebagai sebuah kantong ekonomi, Soekarno-Hatta menciptakan lapangan kerja untuk sekitar 50.000 orang. Terdiri dari para pegawai di lingkungan PT Angkasa Pura II (AP II) selaku operator bandara, maskapai, ground handling, kargo, penyewa tenant komersial, dan sebagainya.

Dikutip dari keterangan tertulis AP II, kawasan Bandara Soekarno-Hatta memberikan dampak ekonomi cukup luas, dengan transaksi dalam aktivitas bisnis di dalam kawasan berkisar Rp30 triliun dalam 1 tahun dari berbagai stakeholder seperti tenant komersial, maskapai, bengkel pesawat atau MRO, bisnis kargo, dan lainnya.

Saat ini, perspektif atas bandara telah mengalami perkembangan menjadi lebih luas dan strategis. Bila pada mulanya bandara hanya sebagai pusat perpindahan moda transportasi dari darat ke udara atau sebaliknya, maka saat ini sudah menjadi pusat kegiatan ekonomi seperti yang dicontohkan Bandara Soekarno-Hatta.

Bandar udara saat ini bukan sekedar pintu gerbang tempat embarkasi dan debarkasi penumpang saja tetapi juga memiliki peranan sebagai:

  • Wahana untuk fasilitasi kegiatan perdagangan, khususnya dalam perdagangan internasional.
  • Alat untuk meningkatkan daya tarik investasi industri dan kegiatan bisnis, dengan keunggulan kecepatannya dan sistem logistik yang efektif dan efisien.
  • Pusat kegiatan ekonomi dan industri.
  • Motor penggerak bagi pembangunan ekonomi wilayah di sekitar bandar udara.
Jelang Usia 40 Tahun, Bandara Soekarno-Hatta Menjelma Jadi ‘Kota Mandiri’ (Bloomberg Technoz/Arie Pratama)

(red/dba)

No more pages