Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Masih Tertekan, BI Terpaksa Naikkan Bunga SRBI Lagi

Ruisa Khoiriyah
31 July 2024 13:35

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5/2024). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tekanan yang dihadapi oleh rupiah sepertinya membuat Bank Indonesia mengerek lagi tingkat bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam lelang hari ini yang sepi peminat.

Di tengah ketidakpastian pasar yang masih tersisa jelang penantian hasil pertemuan Federal Reserve (FOMC The Fed), BI mengerek tingkat bunga SRBI menjadi 7,25% untuk tenor 12 bulan. Itu menjadi kenaikan pertama setelah dalam tiga lelang sebelumnya berturut-turut bunga SRBI diturunkan hingga ke 7,22%.

Namun, upaya BI itu sepertinya kurang ampuh menarik minat para investor yang tengah lesu. Penawaran yang masuk hari ini tercatat anjlok hingga 43,8% dibanding lelang sebelumnya, yakni hanya sebesar Rp23,3 triliun. Minat yang rendah itu diiringi oleh permintaan bunga diskonto yang lebih tinggi dibanding lelang sebelumnya.

Pada lelang Jumat lalu, untuk SRBI-12 bulan, misalnya, investor meminta bunga di kisaran 7,13%-7,45%. Rata-rata tertimbang penawaran (Weighted Average Bidding Rate) tercatat sebesar 7,23%. Sementara pada lelang SRBI hari ini, rentang permintaan bunga oleh investor untuk tenor yang sama ada di 7,20%-7,40% dengan Rata-Rata Tertimbang Penawaran lebih tinggi, yaitu sebesar 7,28%.

Alhasil, BI akhirnya memberikan bunga diskonto lebih besar untuk SRBI-12 bulan menjadi 7,25% dari tadinya 7,22% pada lelang Jumat pekan lalu. Bunga SRBI 9 bulan juga naik tipis menjadi 7,19% dari sebelumnya 7,17%. Begitu juga tenor 6 bulan naik dari 7,07% menjadi 7,09%.