Bloomberg Technoz, Jakarta - Investasi VinFast Auto Ltd, produsen kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) asal Vietnam, senilai US$1,2 miliar (Rp19,55 triliun asumsi kurs saat ini) di Indonesia bermula dari pertemuan makan siang dengan duta besar (dubes) di negara-negara Association of Southeast Asian Nations (Asean).
Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam Denny Abadi bercerita saat itu para dubes diundang untuk pertemuan makan siang, di mana VinFast mengajukan tawaran untuk masuk ke pasar Asean —dan secara khusus mempertimbangkan Indonesia, Filipina, Thailand dan Malaysia — setelah berhasil ekspor ke pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Denny mengatakan saat itu para dubes berlomba untuk menawarkan berinvestasi di negaranya masing-masing, tak terkecuali Indonesia.
“Saya menjual [Indonesia] sebagai pasarnya besar, banyak anak muda berbakat di Indonesia. Indonesia punya komitmen dari pemerintah, sektor swasta, lembaga riset. Saya jual semua itu,” ujar Denny dalam agenda International Battery Summit, Selasa (30/7/2024).

Pada Juli 2023, Denny menawarkan Chief Executive Officer (CEO) VinFast Le Thi Thu Thuy untuk menghadiri agenda dan menjadi pembicara pada ASEAN Business Summit yang dilaksanakan pada September 2023.
Bahas Insentif
Setelah berbicara di agenda tersebut, Denny juga mengajak CEO VinFast untuk mengunjungi beberapa lembaga pemerintah dan berdiskusi tentang insentif serta regulasi pemerintah untuk produksi EV di Indonesia.
“[Besoknya], dia [CEO VinFast] bilang ke saya, ‘Duta Besar [Denny], saya sudah bicara dengan pemilik saya dan pemilik itu memutuskan untuk berinvestasi US$1,2 miliar di Indonesia,” ujarnya.
Saat itu, Denny juga menawarkan kerja sama dengan VinFast, di mana mereka memproduksi EV dan Indonesia berperan dalam memproduksi baterainya.
Dengan demikian, VinFast meminta Denny untuk membantu mencarikan mitra yang bisa diajak bekerja sama di Indonesia.
“Jadi, sejak saat itu, saya mencoba mencari investor di Indonesia dan orang Indonesia yang ingin berinvestasi untuk pabrik baterai EV. Saya juga mencoba mencari siapa saja yang ahli dalam baterai EV di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, pada Januari 2024, Denny juga memfasilitasi kunjungan Presiden Joko Widodo ke pabrik VinFast di Vietnam.
“Ini adalah pengusaha yang sangat serius. Mereka menghasilkan produk berkualitas baik. Jadi, singkatnya, itulah cerita tentang VinFast di Indonesia,” ujarnya.
Sekadar catatan, VinFast secara resmi memulai pembangunan pabrik perakitan EV pertamanya di Indonesia yang ditandai dengan groundbreaking di Subang, Jawa Barat pada Senin (15/7/2024).
Pabrik yang berlokasi di kawasan industri yang sedang berkembang di Subang ini dibangun dengan investasi awal sekitar US$200 juta (atau sekitar Rp3,23 triliun asumsi kurs saat ini).
Pabrik ini akan beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebanyak 50.000 unit kendaraan dan mencakup beberapa area produksi utama seperti body shop, general assembly shop, paint shop dan area pengujian, dan lain-lain.
VinFast menjadwalkan pabrik ini mulai beroperasi pada kuartal IV-2025 dan akan memproduksi model e-SUV versi kemudi kanan, termasuk seri VF 3, VF 5, VF 6, dan VF 7 untuk pasar Indonesia.
“Acara peletakan batu pertama ini kami selenggarakan hanya beberapa bulan setelah VinFast resmi hadir di Indonesia, hal ini menegaskan ekspansi strategis dan daya saing VinFast di Asia Tenggara. Proyek ini menunjukkan komitmen jangka panjang VinFast kepada Indonesia,” ujar CEO VinFast Indonesia Temmy Wiradjaja.
(dov/wdh)