Logo Bloomberg Technoz

Akan tetapi, perlu diwaspadai indikator Stochastic RSI yang berada di 34,64. Ini berarti masih tersangkut di area jual (short).

Oleh karena itu, risiko koreksi harga emas menjadi terbuka. Waspadai pivot point di US$ 2.400/troy ons. Sebab jika tertembus, maka target support US$ 2.399-2.389/troy ons akan terkonfirmasi.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 2.413/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi ke arah US$ 2.422/troy ons.

Wait and See

Saat ini, pelaku pasar sepertinya masih memasang mode wait and see. Satu yang ditunggu adalah pada Kamis (1/8/2024) dini hari nanti waktu Indonesia, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve akan mengumumkan suku bunga acuan.

Kemungkinan besar Federal Funds Rate masih akan bertahan di 5,25-5,5%. Berdasarkan CME FedWatch, peluangnya mencapai 95,59%.

Namun, investor akan menunggu kode atau petunjuk arah suku bunga ke depan. Sebab, pasar sudah berekspektasi akan ada pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September, dengan probabilitas 85,8%.

Tidak selesai di situ, investor juga melihat ada ruang penurunan 25 bps lagi ke 4,75-5% pada November, dengan kemungkinan 60%. Kemudian pada Desember, bisa jadi ada pemangkasan 25 bps lagi menjadi 4,5-4,75% dengan peluang 56%.

Namun ini semua masih ekspektasi, belum jadi realisasi. Sinyal lebih jelas akan datang dari Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dini hari nanti. Jika sinyal pemangkasan makin kuat, maka harga emas sangat mungkin bakal bangkit.

Emas adalah aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

(aji)

No more pages