Sinyal Bullish Pasar Obligasi dan IMF Dorong Penguatan Rupiah
Ruisa Khoiriyah
12 April 2023 11:21
Bloomberg Technoz, Jakarta - Sinyal bullish rupanya masih menyala dari pasar obligasi domestik kendati volatilitas di pasar keuangan global masih cukup tajam tersetir ekspektasi pasar terhadap arah bunga acuan Federal Reserve, terutama jelang rilis data inflasi Amerika hari ini atau malam hari nanti waktu Indonesia.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang digelar kemarin mencatat lonjakan penawaran masuk hingga Rp 45 triliun, dengan tren kenaikan animo investor asing yang membukukan nilai incoming bids Rp 9,66 triliun, meningkat dari lelang sebelumnya sebesar Rp 6,05 triliun. “Investor asing kebanyakan menyasar SUN tenor 5 dan 10 tahun dengan total penawaran masuk Rp 8,44 triliun untuk dua seri itu,” jelas Deni Ridwan, Direktur SUN Kementerian Keuangan, Selasa malam (12/4/2023).
Kenaikan animo pasar terhadap obligasi domestik itu membuat yield atau tingkat imbal hasil surat utang rupiah juga ikut melandai. Pada lelang SUN, Weighted Average Yield (WAY) tercatat turun 2 bps hingga 13 bps di mana penurunan terbesar dicatat oleh seri SUN tenor 10 tahun sebesar 13 bps. Yield SUN tenor 10 tahun pada Rabu pukul 10:46 WIB, terpantau melanjutkan penurunan hari kedua ke kisaran 6,647%.
Rupiah lanjutkan penguatan
Nilai tukar rupiah menghadapi dolar AS terus melanjutkan penguatan dalam empat hari berturut-turut. Di pasar spot, pairing USDIDR terpantau melemah 35 bps, membawa nilai tukar rupiah menguat ke kisaran 14.847 per dolar AS pada pukul 11:07, Rabu (12/4/2023).
Meski sentimen eksternal masih cukup tajam jelang pengumuman data inflasi AS malam nanti, rupiah mendapatkan amunisi banyak dari kabar positif dalam negeri. Indeks Keyakinan Konsumen Maret menguat ke level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir ke level 123,3.