Laju pertumbuhan 4% diperkirakan kembali terjadi pada 2025.
Salah satu penyebab peningkatan permintaan listrik adalah bertambahnya penggunaan pendingin ruangan (air conditioner/AC) di tengah tingginya suhu udara.
“Pertumbuhan permintaan listrik tahun ini dan tahun depan akan menjadi yang tercepat dalam hampir 2 dekade terakhir. Menandakan kian vitalnya peran listrik dalam menggerakkan ekonomi dan dampak gelombang panas,” sebut Keisuke Sadamori, Direktur Pasar dan Ketahanan energi IEA, dalam laporan tersebut.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih bertahan di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 50,44. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 71,68. Menghuni area beli (long) dan cukup kuat.
Harga batu bara sudah melewati pivot point US$ 133/ton. Dengan demikian, potensi kenaikan menjadi terbuka.
Target resisten terdekat ada di US$ 137/ton. Jika tertembus, maka US$ 141/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 132/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara turun menuju US$ 129/ton.
(aji)