Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih akan menghadapi tekanan pelemahan dalam perdagangan di pasar spot hari ini, karena para pelaku pasar kemungkinan tetap berhati-hati mengantisipasi hasil pertemuan bank sentral Amerika, Federal Open Meeting Committee (FOMC), yang akan diumumkan Rabu siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia Barat.
Rupiah juga belum cukup memiliki sokongan dari pasar domestik ketika kemarin lelang sukuk negara mencatat penurunan animo pasar. Lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia hari ini juga bisa semakin membebani pamor rupiah bila tingkat bunga yang diberikan kembali turun.
Pasar juga menanti pengumuman kebijakan bunga acuan Bank of Japan (BoJ) yang juga dijadwalkan pada hari ini. BoJ diperkirakan akan memperkuat sinyal pelepasan obligasi yang ia miliki serta diramal akan menaikkan suku bunga lagi pada saat yang sama, memberi pukulan ganda bagi para pedagang mata uang yen.
Indeks dolar AS pagi ini masih bertahan di kisaran 104,55 ketika imbal hasil surat utang Amerika, US Treasury, semua tenor mencatat penurunan memberi sinyal optimisme para investor. Meskipun hasil Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja Biro Statistik Tenaga Kerja, yang dikenal sebagai JOLTS Opening kemarin melaporkan kenaikan lowongan pekerjaan menurun menjadi 8,18 juta dari 8,23 juta yang direvisi naik pada bulan sebelumnya. Angka Juni melebihi sebagian besar perkiraan dalam survei ekonom Bloomberg.
Laporan tersebut masih menunjukkan adanya permintaan yang solid untuk pekerja meskipun pengusaha telah mengurangi perekrutan dan pertumbuhan upah melambat. Data ini berlawanan dengan tren penurunan bertahap di pasar tenaga kerja baru-baru ini.
Di pasar offshore, rupiah masih belum mendapatkan keuntungan dari perkembangan pasar yang masih cenderung optimistis. Rupiah forward NDF-1M maupun NDF-1W sama-sama melemah kemarin pada penutupan pasar New York ke kisaran Rp16.320-Rp16.336/US$. Pagi ini rupiah offshore masih tertahan di Rp16.316-Rp16.329/US$. Level tersebut masih lebih lemah dibandingkan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.300/US$.
Di pasar Asia pagi ini, beberapa mata uang Asia terpantau dibuka menguat cukup menjanjikan di mana won Korea naik 0,14%, baht 0,08%, lalu ringgit juga masih naik 0,15%. Sedangkan yuan offshore naik tipis 0,01%.
Rupiah mungkin akan mendapatkan keuntungan dari sentimen regional yang bisa membatasi tekanan di pasar offshore menjalar ke pasar spot.
The Fed dijadwalkan akan mengumumkan hasil FOMC pada Rabu siang pukul 14.00 waktu Amerika. Konsensus pasar yang dihimpun oleh Bloomberg serta pergerakan pasar swap masih berkeyakinan bunga The Fed bulan ini masih dipertahankan di 5,5%. Namun, para pelaku pasar akan sangat menanti pernyataan Jerome Powell, Gubernur The Fed, untuk menangkap sinyal dan 'suasana kebatinan' dari rapat agar bisa menilai prospek bunga acuan ke depan.
Para pembuat kebijakan kemungkinan akan mengakui bahwa inflasi telah membuat kemajuan menuju target 2% - sebagai prasyarat untuk pemotongan suku bunga - menyusul data harga konsumen yang jinak untuk bulan Juni. Dengan pengangguran yang juga meningkat, para pejabat mungkin akan mengindikasikan bahwa kebijakan akan menjadi tidak terlalu ketat.
"Menurut saya mereka akan mengubah bahasa dalam pernyataan untuk menyarankan pemotongan suku bunga pada pertemuan September," kata Subadra Rajappa, Strategist Societe Generale, dilansir dari Bloomberg News.
Komentar terbaru dari Gubernur The Fed New York John Williams, bisa jadi gambaran di mana ia bilang "telah mengatakan bahwa mereka [pejabat The Fed] ingin menjauh dari wilayah restriktif - jadi mereka dapat menggunakan jenis bahasa seperti itu juga."
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan tren pelemahan hari ini dengan target koreksi menuju area level Rp16.330/US$ yang merupakan support terdekat sebelum break support psikologis dengan target pelemahan selanjutnya akan tertahan di Rp16.350/US$-Rp16.380/US$.
Apabila break support lagi, rupiah berpotensi melemah lebih jauh menuju Rp16.400/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan, resistance menarik dicermati pada level Rp16.270/US$ dan selanjutnya Rp16.240/US$. Adapun dalam tren jangka menengah, rupiah masih memiliki potensi penguatan lanjutan ke level Rp16.200/US$ meski kian terbatas.

(rui)