Logo Bloomberg Technoz

Pasar Tunggu BoJ dan The Fed, Rupiah Masih Dibayangi Tekanan

Tim Riset Bloomberg Technoz
31 July 2024 07:45

Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan memperlihatkan uang dolar AS dan rupiah di pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah masih akan menghadapi tekanan pelemahan dalam perdagangan di pasar spot hari ini, karena para pelaku pasar kemungkinan tetap berhati-hati mengantisipasi hasil pertemuan bank sentral Amerika, Federal Open Meeting Committee (FOMC), yang akan diumumkan Rabu siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia Barat.

Rupiah juga belum cukup memiliki sokongan dari pasar domestik ketika kemarin lelang sukuk negara mencatat penurunan animo pasar. Lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia hari ini juga bisa semakin membebani pamor rupiah bila tingkat bunga yang diberikan kembali turun.

Pasar juga menanti pengumuman kebijakan bunga acuan Bank of Japan (BoJ) yang juga dijadwalkan pada hari ini. BoJ diperkirakan akan memperkuat sinyal pelepasan obligasi yang ia miliki serta diramal akan menaikkan suku bunga lagi pada saat yang sama, memberi pukulan ganda bagi para pedagang mata uang yen.

Indeks dolar AS pagi ini masih bertahan di kisaran 104,55 ketika imbal hasil surat utang Amerika, US Treasury, semua tenor mencatat penurunan memberi sinyal optimisme para investor. Meskipun hasil Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja Biro Statistik Tenaga Kerja, yang dikenal sebagai JOLTS Opening kemarin melaporkan kenaikan lowongan pekerjaan menurun menjadi 8,18 juta dari 8,23 juta yang direvisi naik pada bulan sebelumnya. Angka Juni melebihi sebagian besar perkiraan dalam survei ekonom Bloomberg.

Laporan tersebut masih menunjukkan adanya permintaan yang solid untuk pekerja meskipun pengusaha telah mengurangi perekrutan dan pertumbuhan upah melambat. Data ini berlawanan dengan tren penurunan bertahap di pasar tenaga kerja baru-baru ini.