Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), masih mencatat rugi bersih Rp446,39 miliar pada semester I-2024, namun jauh berkurang dibandingkan periode sebelumnya (yoy) Rp12,21 triliun.
Rugi berjalan yang diatribusikan kepada pemilik Rp446 miliar itu didapat dari raihan rugi bersih atas investasi sekitar Rp1,37 triliun.
Meski begitu perusahaan mampu menghasilkan dividen dan bunga pada saat yang sama total Rp1,52 triliun. Namun Saratoga sepanjang Januari—Juni ini masih menanggung beban usaha, beban lainnya, masing–masing Rp146,89 miliar dan Rp3,01 miliar.
Penambahan rugi selisih kurs Rp15,32 miliar dan beban bunga Rp78,58 miliar kemudian mengakumulasi rugi Saratoga sebelum pajak Rp92,03 miliar.
Sementara beban pajak penghasilan (PPh) perusahaan total Rp351,02 miliar, memburuk dari sebelumnya yang mencatatkan manfaat atas PPh Rp1,31 triliun.
Lebih rinci, kerugian investasi terjadi pada penempatan saham blue chips, perusahaan berkembang dan bidang teknologi digital.
Pos investasi saham dan efek | Pendapatan investasi semester I-2024 | Pendapatan investasi semester I-2023 |
Blue chip | -Rp937,66 miliar | -Rp14,65 triliun |
Perusahaan berkembang | -Rp473,97 miliar | -Rp212,19 miliar |
Teknologi digital | -Rp31,19 miliar | -Rp66,54 miliar |
Lainnya | Rp71,2 miliar | -Rp68,81 miliar |
sumber: ringkasan laporan keuangan semester I-2024
Beban kinerja kian berat usai adanya beban pajak penghasilan total Rp351 miliar. Padahal semester I-2023 Saratoga mampu mendapatkan manfaat pajak yang sama Rp1,31 triliun.
Saratoga tercatat memiliki aset total Rp51,13 triliun naik dari sebelumnya Rp50,94 triliun. Pos kewajiban juga naik dari Rp2,15 triliun menjadi Rp3,03 triliun per akhir Juni 2024.
Arus kas Saratoga tercatat Rp2,5 triliun membuat Saratoga tetap mengoptimalkan peluang investasi, ditegaskan Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan. Selain kesehatan sektor yang dibidik adalah infrastruktur digital melalui Bersama Digital Data Centres (BDDC) melalui bisnis pusat data.
Saratoga telah berinvestasi di beberapa perusahaan lain sebelumnya, termasuk dua perusahaan publik, PT Adaro Energi Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
(ibn/wep)