Begini Kinerja Proforma GOTO Q2-2024, Pendapatan Meroket 115%
Mis Fransiska Dewi
30 July 2024 18:18
Bloomberg Technoz, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencatatkan kinerja yang mengesankan untuk laporan proforma kuartalan (Q2-2024) dan 6 bulan pertama tahun ini atau paruh pertama 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY).
Laporan keuangan proforma ini adalah laporan laba rugi seolah-olah Tokopedia dan usaha pengiriman dan fulfillment di bawah GoTo Logistics (GTL) yang terkait dengannya telah didekonsolidasi sejak 1 Januari 2023. Laporan keuangan proforma memungkinkan pembaca bisa membandingkan kinerja bisnis GOTO secara setara dengan tahun lalu.
Mengacu siaran pers GOTO, Rabu (30/7/2024), pendapatan bersih GOTO untuk proforma di 3 bulan tahun ini (Q2-2024) melesat 115% menjadi Rp3,52 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp1,63 triliun.
Untuk 6 bulan proforma, pendapatan bersih GOTO meningkat 87% menjadi Rp6,60 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp3,52 triliun.
Menurut manajemen GOTO, proforma informasi keuangan tersebut telah disusun berdasarkan informasi keuangan historis perseroan. “Proforma informasi keuangan ini tidak dapat diartikan sebagai kinerja keuangan atau hasil operasional Grup GoTo yang lengkap jika transaksi- transaksi telah diselesaikan pada dan untuk periode yang disajikan,” tulis manajemen GOTO.
Selain itu, informasi proforma tersebut disajikan hanya dengan tujuan untuk memberikan ilustrasi dan informasi serta tidak dapat menjadi indikasi atas hasil operasional atau kondisi keuangan Grup GoTo di masa mendatang sebagai perusahaan terbuka.
Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menjelaskan percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.
“Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan perseroan, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024,” katanya, dalam siaran pers.
“Di akhir tahun pertama jabatan saya sebagai Direktur Utama, Perseroan telah mencatatkan fundamental terkuat hingga saat ini, dan saya bangga dapat berperan dalam peningkatan tersebut. Saya bergabung dengan tim yang kuat, dan didukung talenta baru yang telah mendorong pertumbuhan lebih lanjut.”
Kinerja Aktual
Adapun secara aktual yang disajikan dalam laporan keuangan, pendapatan bersih GOTO di semester I-2024 ini sebesar Rp7,74 triliun, naik 12,4% dari periode yang sama Juni 2023 sebesar Rp6,88 triliun.
Pendapatan terbesar disumbang pendapatan imbalan jasa sebesar Rp2,93 triliun atau 38% dari total pendapatan bersih. Segmen pendapatan bersih dengan pertumbuhan tertinggi yakni pendapatan jasa pinjaman, dari lini bisnis GoTo Financial (GTF), yang meroket 662% menjadi Rp667 miliar, dari periode Juni tahun sebelumnya hanya Rp88 miliar.
Berikutnya ada segmen pendapatan dari jasa pengiriman (delivery service) yang juga melesat 174% menjadi Rp 2,66 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp972 miliar.
Selain itu, GOTO juga mendapatkan e-commerce service fee dari transaksi Tokopedia sebesar Rp267 miliar di Juni 2024. Pendapatan ini baru diperoleh tahun ini setelah terjadi investasi TikTok di Tokopedia yang dirampungkan pada akhir Januari 2024.
Sementara itu, perseroan juga berhasil menurunkan sejumlah beban di antaranya beban penjualan dan pemasaran sebesar 56,1% menjadi Rp1,45 triliun, dari Rp3,30 triliun.
Total biaya dan beban perseroan berhasil dipangkas hingga 27,2% menjadi Rp9,47 triliun dari sebelumnya Rp12,99 triliun.
Dengan demikian perseroan mampu menekan rugi operasional (rugi usaha) pada periode 6 bulan YoY sebesar 72% menjadi Rp1,73 triliun dari rugi operasional Rp6,11 triliun.
Beban yang turun, ditambah dengan kenaikan pendapatan bersih, membuat induk perusahaan Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini mampu memangkas rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 62,3% menjadi Rp2,7 triliun, dari rugi bersih sebelumnya Rp7,16 triliun.