Bloomberg Technoz, Jakarta - PT PLN (Persero) mengestimasi permintaan listrik saat Idulfitri 1444 Hijriah turun 27% dibandingkan dengan periode normal. Hal ini menyusul rencana libur sejumlah industri dan pabrik selama masa Lebaran 2023.
Pemerintah sebelumnya menetapkan lima hari cuti bersama yang membuat mayoritas perusahaan akan berhenti operasi selama satu pekan.
“Dengan berkurangnya ini, maka cadangan daya di masing-masing daerah akan lebih cukup lagi,” kata Direktur Distribusi PLN, Adi Priyatno, dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa (11/4/2023).
PLN telah menetapkan masa siaga perayaan Idulfitri pada periode 10 April–2 Mei 2023. Perseroan memastikan kondisi energi primer nasional dengan menjaga stok batu bara yang cukup.
Adapun, stok rata-rata batu bara PLN di Jawa dan Madura saat ini tercatat sebanyak 25,6 hari operasi (HOP), di Sumatra dan Kalimantan 26,1 HOP, sedangkan di Sulawesi, Maluku, Papua, serta Nusa Tenggara masing-masing 30,9 HOP.
Untuk bahan bakar minyak (BBM), kata Adi, stok berada di atas rata-rata dengan 10 HOP terutama di wilayah Maluku dan Papua. Selain itu, stok gas alam cair (LNG) rata-rata tercatat sebesar 26 HOP, sehingga pasokan diprediksi aman hingga Agustus.
“Selama periode masa siaga itu, kami pastikan tidak ada pemeliharaan pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan pemadaman. Kemudian, untuk energi primer secara nasional berada dalam kondisi yang aman selama kondisi Lebaran,” jelasnya.
Adi memaparkan PLN juga mengamankan pasokan listrik selama Lebaran antara lain dengan membatasi pekerjaan yang berpotensi menimbulkan gangguan, kecuali dalam kondisi darurat dan meningkatkan keandalan pada instalasi pembangkit transmisi dan distribusi melalui asesmen pemeliharaan secara preventif.
PLN juga melakukan inspeksi, pemantauan, dan patroli di jaringan distribusinya untuk memastikan keamanan transmisi.
“Setiap unit operasional juga telah menyiapkan unit-unit posko siaga yang dilengkapi dengan personel dan back up yang cukup, peralatan [dengan] SOP yang kami susun sedemikian rupa dan basic communication yang [memenuhi] standar,” kata Adi.
Terkait dengan posko siaga, dia menyebut PLN melibatkan sebanyak 18.152 pegawai dan 63.538 tenaga pelayanan teknik yang disebar di seluruh Indonesia. Selain itu, perusahaan juga menyiapkan sebanyak 1.478 genset, 559 UPS, 925 gardu bergerak, 37 menara darurat, 16 trafo tegangan tinggi untuk mendukung pasokan listrik selama periode siaga.
Perseroan juga menyediakan 616 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang tersebar di 237 lokasi yaitu 171 lokasi di Pulau Jawa, 34 lokasi di Bali, 35 lokasi di Sumatra, 12 lokasi di Kalimantan, 14 lokasi di Sulawesi, serta 9 lokasi di Nusa Tenggara dan Papua.
“Tujuan dari hal ini adalah untuk memperlancar bagi pemudik yang memakai kendaraan listrik,” kata Adi.
Sekadar catatan, PLN masih mencatatkan oversuplai listrik. Hingga akhir 2022, kelebihan pasok mencapai sebesar 7 gigawatt (GW) atau jauh melampaui estimasi perseroan. Kelebihan pasokan listrik pada 2022 melampaui proyeksi sebelumnya sebesar 5 GW.
(tar/wdh)