Tujuannya, kata Smith, adalah untuk melindungi pemilu, menggagalkan penipuan, dan melindungi perempuan dan anak-anak dari pelecehan online.
Kongres saat ini sedang mempertimbangkan beberapa rancangan undang-undang yang akan mengatur distribusi deepfake.
“Masyarakat sipil memainkan peran penting dalam memastikan bahwa peraturan pemerintah dan tindakan sukarela dari industri menjunjung tinggi hak asasi manusia yang mendasar, termasuk kebebasan berekspresi dan privasi,” kata Smith dalam sebuah pernyataan.
“Dengan mendorong transparansi dan akuntabilitas, kita dapat membangun kepercayaan dan keyakinan publik terhadap teknologi AI.”
Teknologi audio dan video yang dimanipulasi telah menciptakan beberapa kontroversi dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun ini.
Dalam satu contoh baru-baru ini, Elon Musk, pemilik platform media sosial X, membagikan video kampanye yang telah diubah dan tampaknya menunjukkan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, mengkritik Presiden Joe Biden dan kemampuannya sendiri.
Elon Musk tidak mengklarifikasi bahwa video tersebut telah dimanipulasi secara digital dan menyatakan bahwa video tersebut dimaksudkan sebagai sindiran.
(bbn)