Bloomberg Technoz, Jakarta - Animo pasar melorot dalam lelang sukuk negara, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dilangsungkan hari ini di tengah pelemahan rupiah yang terseret pemburukan sentimen di pasar keuangan global.
Lelang sukuk hari ini hanya membukukan nilai penawaran masuk sebesar Rp24,58 triliun, turun 11% dibanding lelang sukuk sebelumnya yang mencatat incoming bids hingga Rp27,71 triliun.
Penurunan minat di pasar primer itu bahkan terjadi ketika aksi beli investor di pasar surat utang sekunder masih berlanjut. Yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor pendek melanjutkan penurunan di mana pada penutupan pasar sore hari ini terpangkas 3,5 bps ke 6,527% dan tenor 10Y juga terkikis 1,1 bps ke 6,922%.
Minat investor yang menyusut di pasar primer itu agak sulit dilepaskan dari sentimen pasar yang tengah berbalik kurang menguntungkan bagi aset-aset di emerging market. Hari ini Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat (AS), memulai pertemuan Komite Terbuka (FOMC) hingga 31 Juli nanti untuk menentukan kebijakan bunga acuan The Fed.
Investor cenderung mengambil sikap berhati-hati mengantisipasi sinyal baru dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam taklimat yang dijadwalkan pada Kamis 1 Agustus dini hari waktu Indonesia Barat.
Meski pasar masih meyakini bunga The Fed pada akhir Juli masih akan ditahan di 5,5%, namun para pemodal akan sangat mencermati 'suasana kebatinan' yang muncul dari gestur maupun pemilihan kata para pejabat The Fed saat konferensi pers nanti.
Selain itu, tekanan yang dihadapi oleh rupiah juga membuat animo di pasar surat utang primer jadi terpengaruh. Rupiah hari ini akhirnya ditutup melemah 0,12% di level Rp16.300/US$, melemah ketiga terdalam di Asia setelah peso dan won yang masing-masing tergerus 0,24% dan 0,14%.
Tenor favorit
Dalam lelang hari ini, minat investor terlihat merata. Seri sukuk dengan tenor di bawah 1 tahun, yaitu seri SPNS 7 bulan 10 bulan diserbu minat masing-masing Rp2,05 triliun dan Rp3,75 triliun.
Sedangkan seri PBS seri pendek juga diserbu yakni PBS032 dengan incoming bids mencapai Rp6,37 triliun, tertinggi dibanding seri lain.
Seri PBS038 yang jatuh tempo tahun 2049 juga mencatat penawaran tinggi mencapai Rp5,30 triliun, disusul seri PBSG001 yang membukukan minat Rp4,09 triliun.
Pemerintah akhirnya memenangkan penawaran sebanyak Rp8 triliun, sesuai target indikatif di mana untuk seri SPNS terpendek tidak ada yang dimenangkan.
(rui)