Meidy tidak menutup kemungkinan BHP bakal melakukan investasi pada pemerintahan yang akan mendatang, yakni pada masa Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024—2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Meidy mengatakan investasi tersebut berpeluang dilakukan karena BHP membutuhkan bahan baku untuk memproduksi nickel matte hingga produk turunannya.
Dengan demikian, Indonesia sekaligus bisa menghilangkan stigma bahwa nikel dan industri hilirnya selama ini hanya didominasi oleh China.
Meidy juga berharap BHP bakal membangun industri nikel dan melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Namun, sebelum melakukan kerja sama tersebut, Meidy menggarisbawahi, BHP memang harus mencari mitra untuk hulu berupa tambang nikel untuk mengamankan pasokan cadangan yang mau diolah.
BHP belum lama ini menempatkan bisnis Nickel West pada “perawatan dan pemeliharaan” mulai Oktober karena rendahnya harga logam yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik, katanya dalam sebuah pernyataan pada Kamis. Mereka juga akan menghentikan pengembangan tambang nikel West Musgrave.
BHP berencana mengeluarkan A$450 juta (US$304 juta) per tahun untuk mendukung potensi dimulainya kembali bisnis nikel jika kondisi pasar dan prospek nikel membaik.
Harga nikel anjlok dalam beberapa tahun terakhir karena produksi baru berbiaya rendah dari Indonesia membanjiri pasar global.
(dov/wdh)