Logo Bloomberg Technoz

Gegara Banjir Smelter, RI Impor Nikel 385 Ribu Ton dari Filipina

Dovana Hasiana
30 July 2024 11:10

Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian
Smelter nikel PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengatakan beberapa smelter di Indonesia telah melakukan impor bijih nikel dari Filipina dengan kadar 1,4% sebesar 385.000 ton hingga Juli 2024.

Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan impor nikel dilakukan seiring dengan makin banyaknya jumlah pabrik pemurnian atau smelter nikel di Indonesia.

“Bahan baku [nikel] sudah sampai ada yang impor loh, saking [perusahaan-perusahaan smelter] fight untuk mengambil bahan baku,” ujar Meidy saat ditemui di Jakarta Pusat, dikutip Selasa (30/7/2024). 

Sekadar catatan, Kementerian Perindustrian mencatat sampai dengan Maret 2024, Indonesia memiliki total 44 smelter nikel yang beroperasi di bawah binaan Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE). Lokasi terbanyak berada di Maluku Utara dengan kapasitas produksi 6,25 juta ton per tahun.

Bahan baku [nikel] sudah sampai ada yang impor loh, saking [perusahaan-perusahaan smelter] fight untuk mengambil bahan baku.

Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey

Jumlah tersebut belum termasuk 19 smelter nikel yang sedang dalam tahap konstruksi, serta 7 lainnya yang masih dalam tahap studi kelaikan atau feasibility studies (FS). Dengan demikian, total proyek smelter nikel di Indonesia per Maret 2024 mencapai 70 proyek.