Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih tersangkut di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,25. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Akan tetapi, patut dicermati bahwa indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 11,76. Di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, peluang kebangkitan harga emas menjadi terbuka. Syaratnya, harga harus melewati pivot point di US$ 2.384/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten US$ 2.396-2.399/troy ons akan terkonfirmasi.
Namun jika pivot point itu tak kunjung tertembus, maka harga emas berisiko melanjutkan koreksi. Target support terdekat adalah US$ 2.372/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga turun lagi menuju US$ 2.366/troy ons.
Rapat The Fed
Pekan ini, ada peristiwa yang dinanti oleh pelaku pasar. Pada Kamis (1/8/2024), Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega dari The Fed akan mengumumkan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC).
Satu yang ditunggu tentu adalah pengumuman suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, Federal Funds Rate sepertinya masih akan bertahan di 5,25-5,5% dengan peluang 95,9%.
Namun yang dinanti oleh pasar adalah petunjuk, kode, kisi-kisi arah suku bunga ke depan. Investor akan mencerna seluruh kalimat yang diutarakan Powell, mencoba memahami ‘suasana kebatinan’ di The Fed, dan menerka arah Federal Funds Rate ke depan.
“FOMC bersiap untuk mempertahankan suku bunga acuan bulan ini. Namun sepertinya akan ada pernyataan yang menjadi petunjuk bahwa ada pemangkasan pada September,” tulis riset Goldman Sachs.
Berdasarkan CME FedWatch, kemungkinan penurunan 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 86,7%.
Namun ini semua akan tergantung dari petunjuk yang disampaikan Powell pekan ini. Sebelum itu terjadi, maka sepertinya pasar masih akan wait and see, dinamika menjadi sangat terbatas. Termasuk di pasar emas.
Arah suku bunga sangat menentukan nasib emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
(aji)