Logo Bloomberg Technoz

Saat harga minyak nabati pesaing lebih murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Permintaan CPO turun, harga pun mengikuti.

Faktor kedua adalah nilai tukar mata uang ringgit Malaysia. Kemarin, mata uang Negeri Harimau Malaya menguat 0,03% terhadap dolar AS.

Dalam sepekan terakhir, ringgit terapresiasi 0,9%. Selama sebulan ke belakang, penguatannya mencapai 1,6%.

CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Saat ringgit menguat, maka CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Lagi-lagi permintaan akan turun sehingga harga mengikuti.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih terjebak di zona bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 45,27. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset berada di posisi bearish.

Namun, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 9,66. Cukup jauh di bawah 20, yang berarti sudah sangat jenuh jual (oversold).

Alhasil, harga CPO pun berpeluang bangkit. Target resisten terdekat ada di MYR 3.932/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.940/ton berpotensi menjadi target berikutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah MYR 3.903/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO meluncur turun ke arah MYR 3.879/ton.

(aji)

No more pages