Logo Bloomberg Technoz

The Fed Mulai Bersidang, Rupiah Berhadapan Lagi dengan Tekanan

Tim Riset Bloomberg Technoz
30 July 2024 07:45

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah menghadapi risiko pelemahan lebih besar dalam perdagangan hari ini, tertekan sentimen global karena para pelaku pasar cenderung berhati-hati jelang makin dekatnya keputusan Komite Terbuka Federal Reserve (FOMC) yang memulai rapat Selasa ini.

Indeks dolar Amerika bergerak menguat di kisaran 104,59 pagi ini setelah kemarin ditutup menguat 0,24%. Kebangkitan dolar AS itu menekan pergerakan rupiah offshore. Pada penutupan bursa New York kemarin, rupiah offshore tenor 1 bulan ditutup melemah 0,12% ke kisaran Rp16.310/US$. Sedangkan kontrak NDF rupiah 1 minggu masih bergerak di kisaran Rp16.295/US$.

Level itu lebih lemah dibanding posisi penutupan pasar spot kemarin di Rp16.280/US$ yang mencerminkan penguatan tipis 0,06%. Pergerakan rupiah offshore pagi ini memberi sinyal kemungkinan tekanan lebih besar akan dihadapi oleh rupiah spot dalam perdagangan Selasa.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, terpantau kebanyakan valuta kawasan dibuka tertekan terhadap dolar AS. Won Korea melemah 0,13%, ringgit tergerus tipis 0,02%, baht stagnan, sedangkan yuan China bahkan melemah 0,13% meski yuan offshore masih menguat 0,02%.

Pemerintah RI menggelar lelang sukuk negara (SBSN) dengan target emisi Rp8 triliun di tengah sentimen yang mulai membaik di pasar obligasi domestik. Pada perdagangan sore, imbal hasil SBN-2Y terkikis 7 bps ke 6,562%, begitu juga tenor 10Y yang turun 3,9 bps ke 6,933%.