Chris Strohm - Bloomberg News
Bloomberg, Donald Trump setuju untuk diwawancarai oleh FBI saat penyidik menggali lebih dalam upaya pembunuhan yang membuat mantan presiden itu terluka dan memicu badai politik.
Agen khusus FBI Kevin Rojek, yang mengawasi penyelidikan penembakan pada 13 Juli di sebuah rapat umum di Pennsylvania, mengatakan Trump akan berpartisipasi dalam apa yang disebut sebagai wawancara korban.
“Wawancara dengan mantan presiden akan konsisten dengan wawancara korban lain yang biasa kami lakukan,” kata Rojek dalam sebuah pengarahan dengan wartawan pada Senin (29/07/2024). “Kami ingin mendapatkan perspektifnya tentang apa yang dia amati, seperti halnya saksi lain dari kejahatan tersebut, serta mendapatkan perspektifnya tentang apa yang terjadi padanya selama acara itu.”
Para pejabat AS mengatakan penembaknya adalah Thomas Matthew Crooks (20 tahun) yang tewas oleh Secret Service. Crooks menggunakan aplikasi email terenkripsi yang berbasis di luar negeri sebelum serangan itu, terutama untuk melakukan pembelian secara anonim, kata Rojek.
“Kami percaya subjek melakukan upaya signifikan untuk menyembunyikan aktivitasnya,” kata Rojek.
Crooks juga melakukan pencarian online untuk beberapa pejabat nasional, termasuk Presiden Joe Biden dan mantan presiden lainnya, kata Rojek, yang bertanggung jawab atas kantor lapangan FBI Pittsburgh yang memimpin penyelidikan.
FBI telah mulai merilis lebih banyak detail dari penyelidikannya, yang sedang berlangsung. Christopher Wray, direktur biro, mengatakan kepada anggota parlemen minggu lalu bahwa Crooks menggunakan aplikasi pesan terenkripsi dan menerbangkan drone pengintai di atas area tempat penembakan terjadi.
Selain penyelidikan FBI, anggota parlemen telah meluncurkan penyelidikan mereka sendiri. Kemampuan Crooks untuk mengakses atap dengan garis pandang yang jelas ke Trump, calon dari Partai Republik dalam pemilihan presiden tahun ini, telah memicu kritik bipartisan yang tajam dan menjadi poin pembicaraan politik dalam kampanye pemilu yang berapi-api.
Rojek menambahkan, Crooks juga mencari informasi tentang operasi pembangkit listrik, acara penembakan massal, informasi tentang perangkat peledak improvisasi, dan upaya pembunuhan terhadap perdana menteri Slovakia awal tahun ini.
Crooks juga melakukan enam pembelian online pada paruh pertama tahun 2024 berupa bahan kimia untuk membuat perangkat peledak, tambahnya.
Penyidik belum mengidentifikasi motif di balik penembakan tersebut atau bukti bahwa Crooks memiliki rekan konspirator. Penyelidik terus melakukan analisis atas tindakannya dan kondisi kesehatan mentalnya.
Menurut temuan tersebut, analisis perilaku menilai Crooks sebagai orang yang sangat cerdas tetapi terisolasi secara sosial.
“Kami masih percaya bahwa dia adalah seorang penyendiri,” kata Rojek.
(bbn)