Logo Bloomberg Technoz

Dinamika Geopolitik AS-China akan Pengaruhi Industri Baterai

Pramesti Regita Cindy
29 July 2024 18:10

China ingin kendalikan rantai pasok pembuatan baterai EV dunia. (Carla Gottgens/Bloomberg)
China ingin kendalikan rantai pasok pembuatan baterai EV dunia. (Carla Gottgens/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho Pranatyasto menuturkan sejumlah tantangan pada pengembangan teknologi industri baterai secara global. 

Dalam pandangannya, Toto menilai bahwa dinamika geopolitik antara China dengan Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu yang harus diwaspadai. 

"Saat ini, Amerika Serikat memberlakukan pembatasan IRA (Inflation Reduction Act), yang mengharuskan bahan baterai diambil dari dalam negeri. Ada insentif sebesar US$7.500 (Rp122 juta) untuk hal tersebut. Dengan dinamika pemilihan presiden di AS yang akan datang, kami harus memantau ini dengan cermat," ungkap Toto dalam agenda International Battery Summit 2024, di Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024). 

Lebih lanjut, dalam paparannya Toto menyebut bahwa persaingan geopolitik keduanya akan memicu AS untuk berinvestasi besar-besaran dalam produksi baterai secara domestik guna mengurangi ketergantungan mereka terhadap rantai pasok China. 

Oleh karena itu, Toto menyoroti bahwa bila ada perubahan presiden AS ke arah yang lebih Republikan, maka hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia.