Bahkan terkait hoax Ratna, Benny mengatakan dia sampai harus memberikan keterangan kepada polisi.
Dalam kesempatan itu Benny juga meminta agar tindak lanjut dalam penanganan transaksi mencurigakan tak berhenti pada sanksi administrasi dan disiplin khususnya yang ada di Kementerian Keuangan. Menurutnya, Menkeu Sri Mulyani juga perlu mengungkap modus-modus apa saja yang dilakukan oleh para pegawainya hingga terkena sanksi disiplin hingga sanksi hukuman lewat aparat penegak hukum.
"Dalam penjelasan ibu menkeu tiba-tiba ada sanksi pelanggaran disiplin pegawainya. Yang menjadi pertanyaan ini menjadi tindak pidana atau apa. Apa kaitannya? TPPU kah apakah ada TPPU pegawai Kemenkeu sehingga dipandang penting menjatuhkan sanksi berdasarkan UU ASN. Pidana kok tiba-tiba sesuai UU ini TPPU hasil tindak pidana harus dihukum. Ada yang missing tidak mix&match di situ," imbuh politikus Demokrat itu.
Terkait kasus hoax Ratna Sarumpet terjadi pada 2018 silam tatkala aktivis tersebut mengaku dirinya dipukuli orang tak dikenal sehingga menyebabkannya wajahnya lebam-lebam. Tak lama setelah kabar itu sejumlah politikus langsung merespons dan mengecam pemukulan terhadap Ratna termasuk Benny K. Harman. Belakangan diketahui Ratna menyebar hoax dan wajahnya yang lebam ternyata hasil proses pemulihan operasi plastik. Ratna kemudian menjadi tersangka kasus penyebaran hoax atau berita bohong. Kepolisian menjerat Ratna dengan pasal 14 dan 15 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana serta pasal 28 juncto pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Kabar Ratna Sarumpaet dianiaya pertama kali beredar melalui Facebook. Akun yang mengunggah informasi tersebut adalah Swary Utami Dewi. Unggahan ini disertai sebuah tangkapan layar yang berisi dari aplikasi pesan WhatsApp pada 2 Oktober 2018 serta foto Ratna. Kabar itu dikonfirmasi pula oleh elite Gerindra Rachel Maryam dan kemudian oleh juru bicara Prabowo Dahnil Anzar Simanjuntak. Pada saat itu Ratna memang berada dalam badan pemenangan Prabowo Subianto. Usai Ratna mengaku berbohong, Ketua Umum Prabowo Subianto kemudian meminta maaf dan meminta Ratna mundur.
Sementara Benny K.Harman melalui akun Twitter pada saat itu termasuk yang ikut menanggapinya. Dia mempertanyakan mengapa presiden diam saja saat Ratna dianiaya. Padahal kemudian diketahui pemukulan tersebut adalah hoax.
(ezr)