Rencana ini sejalan dengan keinginan Indonesia menjadi pemimpin atau pemain utama dalam dalam industri EV, di mana Indonesia telah mengembangkan dari hulu ke hilir.
“Beberapa peneliti dari China, [kami] juga mengundang mereka untuk datang bergabung dengan kami di zona penelitian khusus di Morowali. Menurut saya ini terobosan yang akan dilakukan oleh pemerintah,” ujar dia.
Luhut menambahkan pemerintah juga telah membahas pusat riset tersebut dengan universitas-universitas terkemuka di Indonesia, di mana pemerintah juga meminta mereka untuk menjadi bagian dari solusi untuk industri EV. Indonesia sendiri telah mengirim sekitar 42 pemuda Indonesia untuk belajar di China, untuk mendapatkan gelar di industri ini, di mana sebagian dari mereka juga melakukan penelitian.
Sebelumnya, Luhut membuka peluang kerja sama pengembangan baterai berbasis LFP dengan China.
Hal itu ia ungkapkan menyusul sindiran Eks Mantan Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong, yang menyatakan bahwa anjloknya harga nikel disebabkan oleh dominasi LFP untuk industri EV global.
"Kita bersyukur, LFP juga [akan] kita kembangkan dengan Tiongkok. Baterai litium juga kita kembangkan," ujar Luhut dalam pernyataan melalui video di laman Instagram resminya.
(dov/frg)