Bitcoin yang terus mencetak angka kenaikan dengan melanjutkan pergerakannya menetap di atas level US$69.000, juga melesat dari US$67.500, dan tengah menguji target potensial US$70.000-an yang saat ini jadi level resistance psikologisnya.
Adapun saat ini laju Bitcoin ada pada level US$69.337 (Rp1,12 Miliar), atau menguat mencapai 2,25% dalam 24 jam, hingga kenaikannya menyentuh 2,28% dalam sepekan perdagangan.
Menyusul tren yang sama, altcoin lainnya juga melesat dalam 24 jam. Dogecoin DOGE milik Elon Musk dengan kenaikan menyentuh 2,88% dan sepekan masih melemah 4,95% menjadi US$0,1337.
Senada, Toncoin TON juga dalam trend kenaikan dengan terapresiasi 1,77% dalam 24 jam menjadi US$6,73, namun demikian TON masih tertekan 6,34% dalam sepekan.
XRP Koin juga tengah dalam trend kenaikan, dengan keberhasilan menguat 0,91% dalam 24 jam menjadi US$0,6069 dengan harga tersebut, XRP menguat 1,71% dalam sepekan.
Shiba Inu SHIB, dan Polygon MATIC, kompak di zona hijau dalam 24 jam. Dengan masing-masing mencatatkan angka kenaikan 0,97%, dan 0,46%.
Sentimen Pasar Aset Kripto
Angka inflasi pilihan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang lebih lambat memberi sentimen di pasar terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuan Federal Funds Rate tahun ini. Peluang pemangkasan bunga The Fed mulai September mendatang makin besar.
Perhatian juga tertuju pada data Pengeluaran Konsumen yang tetap sehat. Ini merupakan tanda-tanda positif bagi The Fed yang berupaya mendinginkan inflasi tanpa merusak ekonomi.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, laju PCE umum secara tahunan pada Juni ada di 2,5%. Melambat dibandingkan dengan pencapaian pada Mei, di 2,6% yoy, dan sekaligus menjadi yang terendah sejak Februari.
“Data yang mixed cenderung melambat ini menandakan tekanan inflasi dan aktivitas ekonomi mendingin. Ini membuka jalan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga acuan,” kata Fawad Razaqzada, Analis di Forex.com.
Kemudian, Pengeluaran Konsumen (Real Consumer Spending) yang disesuaikan dengan inflasi hanya ada kenaikan 0,2%, sementara kenaikan pada Mei direvisi naik.
Setelah hadirnya sentimen tersebut, peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin (0,25%) pada FOMC 18 September 2024 meningkat mencapai 85,8% kemungkinan. Jika terjadi, suku bunga acuan akan menjadi 5,00%–5,25%.
Sementara itu, pada pertemuan FOMC 31 Juli, The Fed diprediksi tetap akan mempertahankan suku bunganya, dengan kemungkinan 95,9% menurut CME FedWatch Tools pagi jelang siang ini.
Dengan itu, pasar aset kripto di minggu ini menantikan rapat Federal Reserve, Bank Sentral paling berpengaruh di dunia, menggelar pertemuan Komite Pasar Terbuka (Federal Open Market Committee/FOMC) penentuan kebijakan moneter, FFR.
Pengumuman hasil FOMC dijadwalkan pada Rabu 31 Juli waktu setempat, atau Kamis dini hari 1 Agustus waktu Indonesia Barat. Hasil FOMC diprediksi menjadi pertemuan final para pengambil kebijakan yang akan menghasilkan keputusan ‘Hold’, sebelum nantinya pada September diyakini akan memulai siklus pelonggaran.
Sebelumnya, riset analis Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan bahwa data inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang juga lebih rendah dari perkiraan dua minggu lalu menjadi landasan bagi kenaikan harga Bitcoin.
“Pasar kripto menunjukkan dinamika menarik,” mengutip riset yang diterbitkan baru-baru ini.
Dari sisi teknikal, dari riset terpisah Panji menganalisis, pengumuman data inflasi PCE pada Jumat akan memberikan reaksi ke Bitcoin, dengan melanjutkan tren kenaikan, di mana Bitcoin saat ini berada di kisaran level resistance US$69.000.
Jika Bitcoin berhasil breakout, maka target kenaikan berikutnya adalah US$71.000. Histogram MACD mengindikasikan momentum bullish.
“Sebaliknya, jika Bitcoin mengalami penolakan di level resistance, maka ada potensi penurunan kembali ke US$66.500,” tutup Panji.
(fad/wep)