Logo Bloomberg Technoz

Menutup pekan lalu, AS melaporkan kondisi konsumen di negeri itu makin kewalahan. Meski pengeluaran masih tumbuh dengan baik namun melambat dibanding bulan sebelumnya, perlambatan pertumbuhan pendapatan tercatat lebih besar. Tingkat konsumsi AS diprediksi akan semakin melambat pada Semester II-2024 ini. 

Sementara laporan tingkat inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) pada Juni, menunjukkan kemajuan disinflasi masih berlanjut. Inflasi PCE headline sesuai prediksi naik 0,1% secara bulanan dan 2,5% secara tahunan. 

Inflasi inti PCE naik sedikit lebih tinggi 0,2% pada Juni, sesuai ekspektasi pasar. Kabar baiknya, inflasi inti PCE bulan lalu lebih kecil yaitu 2,5%, dibanding prediksi dan angka bulan sebelumnya 2,6%.

Laporan tersebut diyakini memberikan ruang pada The Fed untuk memulai pelonggaran moneter pada akhir kuartal III atau mulai September nanti.

Sentimen lelang SRBI

Di sisi lain, penurunan bunga diskonto SRBI ke 7,22%, memberi sentimen positif pada pasar surat utang RI. Bunga SRBI yang makin landai memperluas ruang kenaikan harga SBN tenor pendek. 

Pada perdagangan Jumat sore, imbal hasil SBN-2Y terpangkas 5,9 bps pada ke 6,632%. Sedangkan yield SBN-10Y dan 30Y turun masing-masing 1 bps menjadi 6,971% dan 7,092%, menjadikan selisih antara tenor 2Y dan 10Y menjadi 34 bps.

Pemodal asing terindikasi menggeser pembelian dari SRBI ke SBN, memberi penguatan lebih besar pada pamor pasar surat utang RI. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pemodal asing membukukan posisi beli neto Rp3,37 triliun di pasar surat utang RI, berdasarkan data transaksi 22-25 Juli. Pada saat yang sama, asing melepas SRBI sebesar Rp1,39 triliun.

Sepanjang tahun ini hingga data 25 Juli, asing tercatat masih membukukan posisi net sell SBN senilai Rp32,08 triliun, lalu di pasar saham juga masih jual bersih Rp1,89 triliun. Sedangkan di SRBI, asing mempertahankan posisi net buy Rp169,41 triliun.

Hanya saja, efek penurunan bunga SRBI ke pasar uang antar bank kelihatan masih belum terlihat serta merta. Tingkat bunga IndONIA masih melanjutkan kenaikan tiga hari berturut-turut pekan lalu dan terakhir bertengger di 6,250%, level tertinggi tiga minggu atau sejak 12 Juli.

Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi menguat hari ini dengan target penguatan potensial menuju Rp16.270-Rp16.240/US$ yang berpotensi kembali mendekati MA-50 dan MA-100. Level resistance potensial selanjutnya menarik dicermati pada Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis, juga Rp16.180/US$ sebagai resistance psikologis.

Adapun dalam jangka menengah, atau dalam sepekan perdagangan, rupiah memiliki support level di Rp16.320/US$ dan Rp16.350/US$ serta Rp16.380/US$ sebagai support terkuat, tercermin dari trendline indicator channel dalam time frame daily dan menggaris chart trend setahun ke belakang.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Senin 29 Juli 2024 (Riset Bloomberg Technoz)

(rui)

No more pages