20 Pembayar Pajak Terbesar, Grup Djarum hingga Bank Mandiri
Azura Yumna Ramadani Purnama
28 July 2024 20:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan 20 Wajib Pajak Badan atau grup perusahaan yang membayar pajak terbesar pada tahun 2023 dalam Malam Apresiasi dan Penghargaan Hari Pajak 2024.
Direktur Jenderal (Dirjen) DJP Kemenkeu Suryo Utomo mengatakan pasti terdapat pihak yang mempertanyakan mengapa pihaknya mengumpulkan sejumlah Wajib Pajak badan atau grup perusahaan, bukan justru mengumpulkan nama Wajib Pajak Orang Pribadi.
Dalam pidatonya, ia bergurau hal tersebut dilakukan karena terinspirasi oleh film komedi berjudul ‘Agak Laen’. Ia mengatakan, hal ini dilakukan hanya karena ingin melakukan sesuatu yang berbeda ketika terus melakukan perubahan.
“Secara prinsip, yang kami lakukan malam ini adalah bagaimana kita mendudukkan diri dan menyamakan pemahaman bahwa pajak ada untuk negara, dikumpulkan pajak sepenuhnya untuk kepentingan negara, dan pembayaran pajak adalah kewajiban yang harus digunakan oleh negara,” kata Suryo dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (28/7/2024).
Berikut ini daftar 20 Perusahaan Pembayar Pajak terbesar di 2023.
- Grup Djarum - Robert Budi Hartono
- Grup Adaro - Garibaldi Thohir
- Grup Bayan Resource - Low Tuck Kwong
- Grup Indofood - Anthoni Salim
- Grup Sinarmas - Indra Widjaja
- Grup Gudang Garam - Susilo Wonowidjojo
- Grup Indika Energy - Hapsoro
- Grup MedcoEnergi - Ir. Arifin Panigoro
- Grup Musim Mas - Bachtiar Karim
- Grup Wings - Ir. Eddy William Katuari
- Grop Trakindo - Rachmat Mulyana Hamami
- Grup Agung Sedayu - Susanto Kusumo
- Grup CT Corp - Chairul Tanjung
- Grup Harum Energy - Lawrence Barki
- Grup Triputra - Ny. T.P. Racmat L. R. Imanto
- PT Pertamina (Pesero)
- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
- PT Pupuk Indonesia (Persero)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Adapun, Suryo juga menyampaikan serangkaian perjalanan reformasi perpajakan yang telah dilakukan pemerintah sejak 1983. Perjalanan tersebut, katanya, telah melewati berbagai fase penting seperti krisis moneter 1998 dan krisis global 2008.