Logo Bloomberg Technoz

Gubernur BI Perry Warjiyo Soroti Tingginya Utang Negara Maju

Azura Yumna Ramadani Purnama
28 July 2024 17:00

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Bulan Juni 2024. (Youtube Bank Indonesia)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa divergensi kebijakan moneter dan tingginya utang publik di negara maju berdampak pada terbatasnya kemampuan negara berkembang menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Hal itu, ia sampaikan dalam dalam pertemuan Ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 (Finance Minister and Central Bank Governors /FMCBG) di bawah Presidensi Brazil, yang diselenggarakan pada tanggal 25-26 Juli 2024 di Rio de Janeiro, Brasil. 

Dalam forum tersebut, Perry menyatakan bahwa negara-negara maju perlu melakukan langkah konkrit dalam mengatasi efek limpahan atau spill over divergensi kebijakan moneter dan tingginya utang publik tersebut.

“Pertama, memperkuat transparansi kebijakan moneter untuk memberikan kejelasan respons dan arah kebijakan bagi pelaku di sektor keuangan, menjaga persepsi, dan meredakan reaksi pasar sehingga dapat memperkuat stabilitas global,” kata Perry dalam siaran pers, dikutip Minggu (28/7/2024).

Langkah kedua, lanjut Perry, negara maju perlu menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi tingkat utang yang berlebihan dan menerapkan kebijakan fiskal yang berkelanjutan dengan tetap memperhatikan unsur kehati-hatian.