Logo Bloomberg Technoz

IESR Soal Dinamika Baterai EV: Tak Sekadar Kompetisi Nikel Vs LFP

Dovana Hasiana
27 July 2024 11:45

Ilustrasi pengisian daya mobil listrik Tata. (dok Bloomberg)
Ilustrasi pengisian daya mobil listrik Tata. (dok Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pasar baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) berpotensi terus berubah selama 5 tahun ke depan.

Dengan demikian, pemerintah harus melakukan antisipasi terhadap hal tersebut dengan mengembangkan baterai lain selain lithium ferro phosphate (LFP) dan nickel manganese cobalt (NMC). Sebab, pengembangan teknologi baterai EV lain seperti solid-state battery dan sodium-ion sudah mulai dilakukan.

“Jangan karena kita punya nikel, kita jemawa seakan-akan bisa mengatur semuanya, tidak, karena kita hanya punya material dasarnya, kita tidak menguasai teknologi baterainya,” ujar Fabby saat dihubungi, dikutip Sabtu (27/7/2024).

Di lain sisi, Fabby menggarisbawahi perkembangan investasi smelter berbasis high pressure acid leaching (HPAL) di Indonesia tetap bisa dilakukan. Terlebih, perusahaan-perusahaan yang menggelontorkan investasi yang tinggi untuk HPAL pasti memiliki pertimbangan dan perhitungan sendiri.

“Kalau dia bangun dan misalnya pasarnya turun, bukan berarti kebutuhannya habis,” ujarnya. 

Laboratorium sertifikasi mutu konsentrat mineral untuk industri baterai LFP di Kota Quebec, Kanada, Selasa (20/6/2023). (Renaud Philippe/Bloomberg)